Jelang akad nikah, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono mengikuti prosesi siraman pada Jumat (9/12). Siraman jadi salah satu rangkaian dalam prosesi pernikahan adat Jawa yang diusung keduanya.
Pada prosesi siraman ini, Erina tampil cantik dengan roncean melati yang menutupi tubuhnya. Air akan diguyur ke sekujur tubuhnya.
Umumnya, air yang digunakan untuk kedua mempelai menggunakan campuran kembang tujuh rupa. Masing-masing bunga memiliki maknanya tersendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siraman Kaesang Erina ini dengan tujuh mata air dan kembang tujuh rupa ini bermakna pitulungan atau pertolongan.
Kembang tujuh rupa lekat dengan tradisi masyarakat Jawa. Sesuai namanya, ada sebanyak tujuh jenis bunga yakni, melati, melati gambir, sedap malam, mawar merah, kenanga, kantil, dan mawar putih.
Kembang tujuh rupa dilibatkan dalam berbagai keperluan seperti upacara tujuh bulanan (mitoni), memandikan pusaka, nyekar, sesaji, juga prosesi siraman. Berikut makna kembang tujuh rupa.
Melati memiliki warna putih yang melambangkan kesucian. Selain itu, melati menjadi simbol bahwa hendaknya manusia bertindak berdasar hati yang tulus dan suci.
Tak hanya dalam prosesi siraman, melati juga digunakan sebagai bagian dari riasan pengantin.
Melati (Jasminum sambac) berbeda dengan melati gambir (Jasminum officinale). Melati gambir memiliki kelopak lebih kecil dan memanjang.
Melati gambir melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Namun, karena sudah jarang ditemukan, melati gambir biasanya diganti dengan bunga lain.
[foto]
Racikan kembang tujuh rupa akan selalu melibatkan bunga sedap malam. Bunga satu ini akan harum semerbak di malam hari. Wanginya yang istimewa kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Kendati demikian, bunga sedap malam dalam tradisi siraman memiliki makna kedamaian, keselarasan, dan keharmonisan. Tentu hal-hal ini yang diharapkan dalam pernikahan.
Mawar merah melambangkan kelahiran manusia di dunia. Bunga ini juga melambangkan dunia dan ibu. Penggunaan mawar merah ditujukan sebagai pengingat bahwa dunia sifatnya hanya sementara.
Mawar merah sifatnya wajib dalam upacara peringatan weton (hari kelahiran menurut kalender Jawa). Namun bunga ini juga bisa diganti dengan bubur merah.
Seperti melati, mawar putih juga melambangkan kesucian. Hal ini menunjukkan bahwa manusia lahir dalam kondisi putih tanpa dosa. Warna putih juga melambangkan ketentraman dan kedamaian.
Bunga kantil menyimbolkan ikatan dan kasih sayang. Orang Jawa menyebutnya tresno tansah kumanthil-kanthil atau kasih sayang yang senantiasa melekat.
Dalam kehidupan pernikahan, tentu diharapkan pasangan selalu saling mengasihi, saling memberikan rasa nyaman sehingga rumah tangga tetap utuh.
Kenanga tak kalah semerbak dibanding melati dan sedap malam. Namun, yang membuat bunga ini istimewa adalah bunga bakal tetap wangi meski mengering.
Kenanga melambangkan rasa hormat terhadap leluhur dan warisannya. Pada dasarnya, pengantin akan meneruskan apa yang diamanatkan leluhur pada mereka. Hal ini tentu saja termasuk menjaga kehormatan keluarga besar dan keluarga kecilnya nanti.