Bantu Kakek Bija Rawat Anaknya yang Lumpuh lewat Berbuat Baik
Kakek Bija (71 tahun), penyandang disabilitas di pelosok Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat harus mencari dan menjual kayu bakar agar bisa makan sehari-hari.
Padahal, fisiknya jelas sudah tidak sekuat dulu. Apalagi, ukuran kaki Bija mengecil dan melengkung. Sementara jari tengahnya hilang.
Alhasil, ia harus mengandalkan tongkat kayu untuk menopang tubuh dan berjalan untuk menjual kayu bakar. Terkadang, jika tubuhnya sudah benar-benar tidak kuat, ia mau tak mau harus merangkak.
"Saya sejak lahir tahun 1951, kaki satu mengecil, melengkung juga, jari satu hilang, hilang satu jari tangan kanan," ungkap Bija seperti dikutip dari berbuatbaik.id, Kamis (8/12).
Pekerjaan ini juga yang Bija andalkan untuk menghidupi anaknya, Sanjaya (22 tahun) yang lumpuh sejak lahir. Sehari-hari, Sanjaya hanya bisa berbaring di rumah reyot berukuran 3x5 m di tengah perkebunan yang jauh dari rumah warga.
Sementara istrinya sudah bercerai darinya dan membawa anak-anaknya yang lain. Rumah yang dulu pernah ditempatinya pun sudah dijual oleh mantan istri.
Kendati masih memiliki rumah, namun Bija harus rajin memeriksa setiap sudut rumahnya karena kerap dimakan rayap. Terkadang, ia khawatir rumahnya roboh. Namun, membeli rumah lain pun ia tak punya dana.
Sebab, Bija menjual kayu bakar hanya Rp10 ribu per ikat. Terkadang, harganya lebih murah jika ingin cepat pulang mengurus Sanjaya.
Hasil menjual kayu pun sering kali tak cukup untuk membeli makan. Alhasil, kalau tidak bisa berutang, Bija dan Sanjaya hanya minum air saja.
"Kalau musimnya (kayu) tidak ada, habis saya punya beras, saya pergi ke saudara (warung) minta beras, berutang, itu saya minta, kalau tidak ada (beras) kembali hanya (makan) air saja, sama juga (Sanjaya) tidak makan seperti saya," ujarnya.
Beruntungnya, Bija punya kemampuan lain, yaitu mereparasi barang elektronik dan payung. Kemampuan ini didapatkan secara otodidak sejak remaja.
"Kerja servis radio, servis mp3, salon, payung, mengambil kayu bakar, biasa kalau banyak datang di sini bawa kerusakannya orang, barang-barang kerusakan, biasa Rp300 ribu sampai Rp400 ribu," jelasnya.
Kendati beban berat harus dipikul, namun Bija tak pernah mau menyerah. Ia bahkan rajin ke Gereja untuk mengucap syukur kepada Tuhan sembari berharap kehidupannya dengan Sanjaya bisa membaik ke depan.
"Saya inginkan dalam hati rumah, hanya kemauan ada, tidak ada dana. Saya harap, harapan saya dari Tuhan dan pemerintah juga, kalau bisa membantu (Sanjaya) terserah, keyakinan Tuhan karena saya Protestan jadi itu di atas saya punya gereja, jadi kalau ada ketemu yang berat (cobaan) saya lari ke keyakinan Tuhan. Saya lancar ke gereja kalau hari minggu, kehidupan sama saya hari-hari, saya minta dimudahkan," ucapnya.
Sahabat Baik bisa memberikan donasi untuk membantu Kakek Bija bertahan hidup dan merawat Sanjaya yang lumpuh melalui situs resmi berbuatbaik.id di sini. Seluruh donasi akan diberikan ke penerima 100 persen tanpa potongan.
Jika berminat, Sahabat Baik juga bisa bergabung sebagai relawan #SahabatBaik. Begitu juga jika ingin mendaftarkan komunitasnya di kampanye seperti ini.
(uli/fef)