Pandemi Covid-19 mengubah cara wisatawan dalam memilih dan melakukan perjalanan. Ada beberapa tren anyar dalam berwisata selama pandemi.
Sebelum pandemi, Anda mungkin bisa saja merencanakan perjalanan wisata dengan mudah. Tak terlalu banyak pertimbangan yang diperlukan, selain urusan waktu dan biaya.
Tapi di masa pandemi, nampaknya tren memperlihatkan bahwa ada banyak hal yang jadi pertimbangan saat seseorang akan bervakansi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa tren wisata selama pandemi, berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan bahwa kini banyak orang melakukan perjalanan ke destinasi yang lokasinya lebih dekat.
"Orang kini melakukan perjalanan lebih dekat karena berbagai pertimbangan," ujar Giri dalam webinar bersama Tiket Com, Selasa (13/12).
Dalam hal ini, lokasi yang lebih dekat merujuk pada perjalanan domestik. Tak lagi traveling ke luar negeri, cukup menikmati indahnya Nusantara saja.
Salah satu pertimbangannya adalah bujet yang lebih banyak dialokasikan untuk kesehatan. Selain itu, pembatasan negara tujuan wisata juga jadi alasan dalam hal ini.
Aspek kesehatan jadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan banyak orang saat ingin traveling di masa pandemi. Wajar saja, infeksi virus corona penyebab Covid-19 hingga saat ini masih menghantui masyarakat dunia.
Aspek kesehatan ini juga biasanya akan berpengaruh terhadap kebijakan terkait pandemi di destinasi wisata tertentu.
![]() |
Pembatasan perjalanan dan keinginan mencari pengalaman berbeda membuat wisata bernuansa alam cukup populer di masa pandemi. Berada di alam terbuka terbilang menyehatkan, baik secara fisik maupun psikis.
Berbagai desa wisata jadi pilihan destinasi banyak orang saat pandemi. Tak cuma itu, banyak juga pelancong yang memilih melakukan perjalanan darat menuju destinasi yang dituju.
Pertimbangan aturan perjalanan atau pembatasan yang berubah-ubah membuat wisatawan memilih melakukan reservasi berdekatan dengan waktu yang direncanakan.
Kelompok milenial dan gen Z mendominasi demografi pelaku perjalanan selama masa pemulihan.
Di masa pandemi, banyak juga wisatawan yang mempertimbangkan timbal balik pada lingkungan atau masyarakat lokal. Mereka ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Tak sedikit juga dari mereka yang memilih destinasi atau paket wisata yang mengusung konsep berkelanjutan.
"Trennya, wisatawan berkenan untuk membayar lebih kalau destinasinya concern masalah kelestarian. Mereka juga mau berpartisipasi masalah lingkungan," kata Giri.