Dunia Innes langsung berubah sejak tahu dia mengandung. Seluruh pikiran dan dunianya terpusat pada si jabang bayi. Nyatanya, setelah sang bayi lahir, dunianya makin terfokus pada kesehatan, keselamatan, dan tumbuh kembang yang baik menjadi prioritasku saat ini.
"Menjadi seorang ibu tentu sangat membahagiakan. Bisa mengurus anak dan suami dengan baik adalah cita-citaku sejak lama," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran anak di tengah keluarga kecilku menghidupkan suasana baru dalam hidup kami. Ditambah lagi dengan milestone yang bayiku tunjukkan setiap harinya, semakin membuatku merasa bangga kepadanya."
Tak dimungkiri, meski membahagiakan namun terkadang dia juga merasakan kelelahan karena semua butuh perhatiannya
"Namun ada kalanya juga aku merasa lelah ketika semua seolah butuh perhatian. Saking intensnya dengan bayiku, terkadang aku merasa jadi kurang memperhatikan kebutuhan suami. Ya, sebagai ibu baru dan seorang istri, pikiran rasanya terbagi. Kala padatnya waktu yang habis terkuras untuk mengurus ini dan itu, membuatku juga harus bisa mengurus diri sendiri."
Perempuan yang juga seorang ibu pekerja ini bekerja 5 hari kerja di kantor, ditambah 24 jam mengurus rumah. Aduh, rasanya 7 hari 24 jam dalam seminggu rasanya kurang.
"Hampir 11 jam aku menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja dalam 5 hari. Sementara di rumah waktuku hanya tersisa 6 jam untuk bisa bermain dengan anak dan mengurus kebutuhan suamiku. Aku memanfaatkan sisa 7 jam dalam sehari untuk istirahat."
Namun nyatanya, istirahatnya tak benar-benar istirahat. Isi kepalanya terus berputar dan berpikir. Sebagai seorang ibu, yang tak pernah dibayangkan sebelumnya, dalam tidur pun masih ada yang dipikirkan. "
Duh besok pagi sarapan apa ya, besok sebelum berangkat beresin apa dulu ya, besok aku dan suami bekal lauk apa ya?" dan terus berulang.
"Dalam 2 hari dalam seminggu yang kata orang adalah hari libur, justru bagiku itu adalah hari piketku beberes di rumah. Sering kali aku ingin mengambil waktu 2-3 jam saja untuk pergi ke salon, namun sering kali nggak jadi karena merasa PR-ku belum tuntas."
Innes menyebut hal ini tak dibayangkan sebelumnya. Menjadi seorang ibu bukan cuma melahirkan, dan selesai. Namun masih banyak hal lain yang harus dilakukan, bukan cuma soal fisik, tapi juga pikiran, bahkan terkadang mental.
Seketika dia teringat sosok perempuan luar biasa kuat yang dikenalnya. Dia melihatnya bekerja dari pagi hingga malam dan urusan rumah tangganya selalu tercukupi. Dia adalah orang yang dipanggilnya, ibu.
"Rasanya aku seperti mengulang rutinitas ibuku yang dulu. Bangun sebelum subuh dan baru kembali tidur jam sepuluh. Tidak jarang aku melihatnya tertidur dengan raut merengut, batinku "kenapa ibu kalau tidur seperti sedang memikirkan sesuatu?". Kini aku merasa tahu jawabannya, karena menjadi seorang ibu pikirannya tidak akan berhenti meski waktu telah mengatur untuk tidur.
"Belum pernah aku merasakan rutinitas sepadat ini seumur hidup. Satu kalimat yang ingin kuucapkan kepada ibu, "bu, ternyata berat menjadi seperti ibu."
Selamat Hari Ibu, ibu.
(inn/chs)