Kemenkes Tak Cemas soal Omicron BF.7 di RI, Biang Kerok Covid di China

CNN Indonesia
Sabtu, 31 Des 2022 13:36 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (iStockphoto/franckreporter)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut pemerintah tidak terlalu khawatir akan temuan 15 kasus virus corona (Covid-19) Omicron subvarian BF.7 alias BA.5.2.1.7 di Indonesia. Adapun subvarian yang merupakan turunan dari BA.5 itu disebut menjadi biang kerok pada tren peningkatan kasus infeksi virus corona di China.

"Kita tidak terlalu khawatir karena sejak Oktober BF.7 ditemukan, varian XBB yang masih mendominasi. Jadi belum ada tanda-tanda peningkatan BF.7," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (31/12).

Sementara kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu lalu disebabkan subvarian Omicron BQ.1 dan XBB. Ia mengatakan Indonesia telah melewati fase tersebut. Namun demikian, Indonesia tetap mewaspadai karakteristik subvarian ini.

"Dan sebaran BF.7, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jawa Barat, dan tujuh kasus di Bali," kata dia.

Nadia mengatakan seluruh pasien tersebut dilaporkan tidak mengalami gejala sedang hingga berat sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Ia juga menambahkan seluruh pasien sudah menerima vaksin dua dosis, bahkan ada yang sudah menerima vaksin dosis tambahan atau booster.

"Dan gejalanya umumnya sakit tenggorokan dan batuk," ujar Nadia.

Laporan dari China sebelumnya menunjukkan BF.7 memiliki kemampuan infeksi terkuat dari subvarian omicron di negara tersebut. Kemudian lebih cepat menular daripada varian lain, hingga memiliki masa inkubasi lebih pendek.

Selain itu subvarian itu dinilai memiliki peluang lebih besar untuk menginfeksi orang yang pernah mengalami infeksi Covid-19 sebelumnya maupun orang yang telah divaksinasi.

(wiw/wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK