Ahli Feng Shui Sebut 2023 Bukan Tahun Kelinci Air, Tapi Kelinci Emas

CNN Indonesia
Rabu, 18 Jan 2023 11:00 WIB
Ilustrasi. Konsultan feng shui dan ba zi Suhu Tan mengatakan bahwa melalui perhitungan yang lebih mendetail, tahun 2023 lebih cocok disebut sebagai tahun Kelinci Emas. (iStockphoto/Meranna)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tahun baru China 2023 jatuh pada Minggu (22/1). Mayoritas menyebut tahun ini sebagai tahun Kelinci Air.

Namun, konsultan feng shui dan ba zi Suhu Tan punya pandangan berbeda. Menurutnya, tahun 2023 adalah tahun Kelinci Emas.

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh elemen langit dan elemen bumi. Penyebutan tahun Kelinci Air, menurut Suhu Tan, berarti hanya merujuk pada elemen langit.

"Saya tidak menggunakan metodologi yang banyak ditulis di buku-buku sebagai [tahun] Kelinci Air karena itu merujuk pada [elemen] langit saja, tidak membahas interaksi elemen langit dan bumi," kata Suhu Tan saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Pembahasan terkait prediksi shio akan menyangkut tiga strata yakni langit, bumi, dan kehidupan manusia.

Khusus untuk elemen kedua disebut sebagai 12 cabang bumi. Orang mengenalnya dengan sebutan tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Nama-nama ini kita kenal dengan sebutan shio, yang masing-masing mengandung unsur langit.

Suhu Tan menjelaskan elemen langit dan bumi tidak pernah berdiri sendiri sebab keduanya merupakan satu kesatuan. Sementara manusia berada di antara keduanya, sehingga memungkinkan interaksi dan menghasilkan elemen kehidupan.

Tahun ini, elemen 10 batang langit berupa air negatif. Sementara 12 cabang bumi berupa kelinci. Melalui rumus dan perhitungan yang cukup rumit, lanjut Suhu Tan, tahun ini lebih tepat disebut sebagai tahun Kelinci Emas.

"Saya selalu menggunakan rujukan analisa maupun prediksi yang akan dihitung terkait pergantian shio ini adalah menggunakan Kelinci Emas untuk 2023," imbuhnya.

Sementara penyebutan tahun Kelinci Air, menurut Suhu Tan, tak diberikan melalui perhitungan yang ruwet dan mendetail. Hal ini bisa membuat prediksi justru jadi bias.

"Akurasinya bisa bias, banyak yang enggak sesuai dengan kondisi riil," kata dia.

(els/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK