Rafathar dan Rayyanza Susah Makan, Nagita Slavina Masak Daun Kelor

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Jan 2023 14:35 WIB
Nagita Slavina kerap memasak olahan daun kelor saat kedua anaknya susah makan. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi aktris Nagita Slavina, daun kelor jadi alternatif saat kedua buah hatinya, Rafathar dan Rayyanza, susah makan.

Salah satu menu olahan daun kelor yang pernah ia coba adalah sup daun kelor.

"[Daun kelor] itu kandungannya luar biasa. Bener-bener antioksidannya tinggi, vitaminnya lengkap, dan ternyata rasanya, tuh, juga enak," kata Nagita dalam acara jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/1).

Pada umumnya, kelor sering disebut sebagai tanaman ajaib karena memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar bayi dan anak dalam masa pertumbuhan untuk mengonsumsi daun kelor agar kebutuhan gizinya tercukupi.

Dalam jurnal ilmiah berjudul "Moringa Oleifera is a Prominent Source of Nutrients with Potential Health Benefits" yang dipublikasi pada 2021, dilaporkan bahwa kandungan vitamin C dalam daun kelor disebut tujuh kali lipat lebih banyak dari jeruk.

Begitu juga dengan kandungan kalsium, 17 kali lipat dari susu. Sementara kandungan vitamin A sepuluh kali lipat dari wortel dan potasium 15 kali lipat dari pisang.

Selain itu, kelor juga kaya akan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh, seperti antioksidan, protein, magnesium, agen anti-inflamasi, dan sumber fitonutrien penting lainnya.

Menurut istri Raffi Ahmad itu, daun kelor sangat mudah diolah menjadi makanan dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Ia pun menawarkan menu makanan pendamping air susu ibu (MPASI) olahan daun kelor kepada anak bungsunya yang masih berusia 14 bulan.

"Jadi waktu anak kedua aku bosan makan sayur-sayuran, sayuran yang dimakan, kan, biasanya bayam, daun katuk, ternyata daun kelor itu langsung hilang di mulut, jadi enak buat dia dan dia enggak bosan," ucap ibu berusia 34 tahun itu.

Sebagai ibu, Nagita juga terus mengupayakan kebutuhan protein hewani dan nabati untuk anak-anak tetap terpenuhi. Ia mengaku sering melihat-lihat resep masakan di media sosial dan menerapkannya di dapur.

"Aku suka scrolling lihat-lihat sampai akhirnya menemukan menu-menu cara bikin makanan yang terlihat enggak enak, tuh, jadi enak dan menarik sehingga anak jadi mau makan," tutur Nagita.

Tentu, memiliki anak yang sudah mempunyai preferensi sendiri terhadap makanan merupakan sebuah tantangan bagi Nagita. Ia pun memberlakukan peraturan untuk anaknya dengan membatasi asupan makanan di luar gizi yang seimbang hanya boleh dimakan seminggu sekali.

"Itu juga harus dilakukan secara konsisten. Enggak bisa cuma sehari aja," pungkasnya.

(del/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK