Menyoal Janin yang Tiba-tiba Hilang, Mungkinkah Terjadi?

CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2023 19:15 WIB
Beberapa orang percaya bahwa janin dalam kandungan ibu hamil bisa hilang secara tiba-tiba. Bagaimana hal tersebut dalam dunia medis?
Ilustrasi. Beberapa orang percaya janin dalam kandungan bisa tiba-tiba hilang. (Istockphoto/Sasiistock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anda mungkin pernah mendengar seorang ibu kehilangan janin dalam perutnya setelah hamil beberapa bulan. Padahal, si ibu tidak pernah mengalami pendarahan atau gejala keguguran apa pun.

Mitos janin hilang ini pun diyakini banyak terjadi di beberapa daerah. Ada yang bilang, janin hilang itu berpindah ke perut ibu lain yang menginginkan buah hati. Tapi, apakah janin memang bisa hilang tiba-tiba?

Dokter spesialis bidan dan kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan Muhammad Fadli menyebut bayi atau janin hilang dalam kandungan tidak mungkin terjadi. Meski demikian, istilah untuk kondisi tersebut memang ada, yakni dikenal dengan pseudocyesis atau hamil semu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau membahas bayi atau janin hilang atau berpindah itu tidak ada, sama sekali tidak mungkin terjadi," kata Fadli saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di RSPI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Fadli mengatakan bahwa kemungkinan sejak awal si ibu memang tidak hamil. Dia hanya merasa hamil karena mengalami beberapa gejala awal kehamilan, ditambah keinginan yang kuat untuk memiliki momongan.

Gejala hamil yang dimaksud misalnya telat menstruasi, muncul dua garis biru samar pada testpack, disertai juga dengan mual dan muntah. Gejala-gejala ini mirip dengan gejala kehamilan, padahal bisa jadi ibu mengalami kista.

Kista juga bisa membuat perut semakin membesar seperti hamil. Selain itu, kista juga bisa memengaruhi hormon.

"Dia tidak melakukan USG, mengira dirinya hamil. Ingat, kista juga bisa memengaruhi hormon sehingga gejala seperti hamil itu juga bisa muncul," kata dia.

Kemudian, terjadilah tragedi bayi atau janin 'hilang'. Saat si ibu melakukan USG atau pemeriksaan di usia kehamilan 5-6 bulan, bayi yang selama ini dianggap ada di perutnya justru tidak ada. Padahal, selama ini memang tidak ada janin yang dikandung.

"Jadi menganggap bayi hilang. Padahal, sejak awal yang ada kista, bukan bayi," kata dia.

Agar tidak mengalami hal tersebut, Fadli menyarankan agar para ibu hamil rutin melakukan USG. USG bisa dilakukan selama empat kali saat hamil.

USG pertama saat kehamilan awal atau trimester satu, USG kedua pada trimester dua, dan USG ketiga serta keempat pada trimester akhir.

USG dilakukan untuk melihat perkembangan janin, mulai dari kelengkapan organ atau anggota tubuh, kesehatan bayi, posisi dalam rahim, hingga jenis kelamin.

"Kalau sudah USG dan terbukti ada bayi di rahim, tidak mungkin mengalami janin hilang saat hamil," kata Fadli.

Gif banner Allo Bank

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER