
SUDUT CERITA
Belajar Tega Saat Si Kecil Menyuntik Insulin Sendiri

Kenapa harus anak aku, sih?
Pertanyaan itu terlintas di benak Michella Virta saat pertama kali mendengar anaknya, Miguel (4), didiagnosis penyakit diabetes tipe 1.
Miguel didiagnosis mengidap diabetes pada November 2022. Ia menunjukkan sejumlah gejala seperti cepat haus, sering buang air kecil dalam jumlah banyak, nafsu makan yang sekonyong-konyong meningkat, sering lapar, selalu lemas, dan berat badan yang menurun walaupun banyak makan.
"Dalam satu jam itu, [Miguel] bisa dua sampai tiga kali bolak balik kamar mandi dalam jumlah banyak air kencingnya," kata Michella saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (6/2).
Tak pernah terpikir dalam benak Michella dan suami bahwa apa yang dialami Miguel adalah gejala diabetes. Mulanya, mereka mengira itu adalah kondisi normal yang dialami si buah hati, yang muncul seiring dengan tumbuh kembangnya.
Namun, berat badan Miguel terus menurun. Tubuhnya juga selalu terlihat lemas. Kondisi ini membuat Michella memutuskan untuk membawa Miguel ke rumah sakit.
Hasil pengecekan laboratorium memperlihatkan nilai hemoglobin A1c milik Miguel yang di atas rata-rata. Fungsi pankreas Miguel juga ditemukan nol.
Dalam kesempatan itu lah, hati Michella terkoyak mendengar diagnosis diabetes tipe 1 yang diberikan dokter untuk buah hatinya.
"Awalnya aku sama suami mengira diabetes tipe 1 dan 2 itu sama. Itu yang bikin kami syok karena langsung menyalahkan diri kami sendiri [sebagai orang tua]. Padahal, dia makannya selalu aku jaga," ucap ibu berusia 30 tahun tersebut.
Berbeda dengan tipe 2, diabetes tipe 1 tidak disebabkan oleh faktor gaya hidup, melainkan bawaan lahir. Penyakit ini dipicu oleh kondisi autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di pankreas. Akibatnya, pankreas tak mampu memproduksi insulin.
Belajar tega
Memiliki anak dengan diabetes membuat Michella belajar tega pada si buah hati. Betapa tidak, anak dengan diabetes harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari. Sedikit saja terlewat, gula darah bisa meningkat.
Akibatnya, Michella mulanya harus belajar tega menyuntikkan insulin ke dalam tubuh Miguel.
"Jadi, di saat-saat kami masih belajar menerima keadaan, kami juga harus belajar menyuntik [anak]," ujar Michella.
Pada Miguel, misalnya, ada dua macam insulin yang harus disuntikkan ke dirinya setiap hari. Ada insulin basal untuk menutupi gula hariannya selama 24 jam agar tidak naik. Ada juga insulin rapid yang disuntik sebelum makan.
Tangisan Miguel pecah saat tahu Michella akan menyuntikkan sesuatu ke tubuhnya. Rasanya wajar, jarum suntik kerap menjadi gambaran yang menyeramkan bagi anak.
Michella dan suami berusaha sebisa mungkin agar suntikan demi suntikan itu tak membuat Miguel sedih dan merana.
"Kami belajar bikin Miguel tetap senang walaupun disuntik," ujarnya.
Di momen tersulitnya itu, Michella menemukan secercah harapan lewat berbagai komunitas pengidap diabetes tipe 1 yang ditemuinya. Dari sini, Michella mulai terdorong untuk mengajarkan Miguel cara mengecek gula darah hingga menyuntikkan insulin sendiri.
Simak cerita selengkapnya di halaman berikutnya..