SURAT DARI RANTAU

Mengarungi Lautan Eropa, Menemukan Kebahagiaan di Atas Kapal

Ika Permatasari-Olsen | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Feb 2023 09:00 WIB
Ika Permatasari-Olsen saat mengendarai kapal model Beneteau 57 2004. (Arsip Ika Permatasari-Olsen)
Jakarta, CNN Indonesia --

Saya Ika Permatasari-Olsen, perempuan asal Surabaya yang telah lima tahun hidup nomaden di atas kapal yacht. Sejak memutuskan tinggal di kapal, banyak yang mempertanyakan pilihan saya tinggal di kapal bersama suami. 

Saya dan suami saya, Oeyvind Olsen, yang merupakan warga Norwegia, menghabiskan waktu sehari-hari mengarungi perairan Eropa sejak 2018. Kami memutuskan bertualang dengan kapal, walaupun tak jarang mendapat banyak komentar 'nyinyir' dari orang sekitar. Saya merasa bahagia dan nyaman menjalani kehidupan berlayarnya di atas kapal.

Sebenarnya, saat hari pertama berlayar dan kapal langsung diterjang badai, saya pingin langsung pulang saja. Tapi, lama-kelamaan saya menemukan berlayar saat hari cerah, pengalaman itu ternyata lebih enak dan bikin ketagihan sampai sekarang.

Mulanya saya pulang pergi Surabaya-Eropa nyaris setiap bulan karena tuntutan pekerjaan. Jika tidak sedang pegang roda kemudi, saya bekerja jarak jauh untuk sebuah perusahaan piranti lunak milik Singapura, yang punya cabang di Surabaya.

Suami saya sudah lebih lama tinggal di kapal, karena sempat mencari tempat tinggal di Indonesia tapi tidak ketemu, akhirnya kepikiran tinggal di kapal dan butuh open space juga. Saya dan suami hidup di kapal model Beneteau 57 2004, yang diberi nama North Eagle.

Kapal yang dikemudikan Ika Permatasari-Olsen, perempuan asal Surabaya yang telah 5 tahun hidup nomaden di atas kapal yacht. (Arsip Ika Permatasari-Olsen)

Ukuran kapalnya 17x5m, dengan 4 kabin yang minimalis dan fasilitas yang lengkap. Di kapal juga ada ruang tamu, lengkap dengan sofa, bantal, bangku, dan meja. Kamar tidur di kapal kami ada di kabin utama dengan kasur queen bed serta dilengkapi kamar mandi. Di kapal kami juga terdapat kitchen set dengan kompor yang dapat bergerak mengikuti gerakan kapal.

Berbagai negara di Eropa telah saya kunjungi bersama suami, dari Yunani, Italia, Prancis, Spanyol, Portugal dan Belanda. Beberapa kali kami juga mendatangi pulau-pulau tidak berpenghuni, hingga berenang di air laut yang biru dan jernih.

Tapi, ibarat ombak, perjalanan saya penuh pasang surut bersama suami. Ketika ada badai di luar, kami selalu mencari tempat bersembunyi dari angin kencang di wilayah semacam teluk.

Saat pandemi Covid-19 melanda dan banyak negara memberlakukan pembatasan, kapal kami sempat diterjang badai yang membuat kapal rusak. Saya dan suami terdampak di sebuah pulau kecil di Prancis.

Pengalaman Berlayar di Tengah Gerombolan Paus


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :