Selain itu, yang perlu dikhawatirkan adalah infeksi yang dapat berkembang dengan cepat dan mengganggu masalah pernapasan. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, flu burung seperti di Kamboja juga bisa menyebabkan sesak napas, pneumonia, dan sindrom gangguan pernapasan akut.
Tak cuma itu, dalam beberapa kasus juga flu burung dapat menyebabkan perubahan neurologis. Misalnya, mengubah status mental seseorang atau membuat pasien mengalami kejang.
Ayam menjadi salah satu sumber protein yang mudah didapat. Namun, flu burung biasanya membuat banyak orang khawatir untuk mengonsumsi daging ayam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, hingga saat ini belum ada bukti yang memperlihatkan bahwa penyakit ini dapat menular melalui makanan berbahan unggas yang telah dimasak dan matang.
Lihat Juga : |
Sampai saat ini, sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia dikaitkan dengan rumah potong hewan atau penanganan unggas yang sakit atau mati sebelum dimasak. Kasus flu burung di Kamboja sendiri terjadi melalui penularan kontak langsung antara unggas dan manusia.
WHO sendiri menegaskan bahwa masyarakat tetap aman mengonsumsi makanan berbahan unggas yang telah dimasak dengan benar.
Virus H5N1 sendiri ditemukan sensitif terhadap panas. Suhu yang digunakan untuk memasak disebut akan membunuh virus.
Sebagai tindakan pencegahan, WHO merekomendasikan agar produk unggas harus disiapkan dengan baik. Daging unggas juga harus dimasak dengan benar, setidaknya di atas suhu 70 derajat Celcius.
Demikian penjelasan mengenai flu burung sebagaimana yang terjadi di Kamboja. Semoga membantu!
(asr)