Wacana masuk sekolah jam 5 pagi tiba-tiba ramai dibicarakan. Gara-garanya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat yang meminta agar jam masuk sekolah tingkat SMA dan sederajat di Kupang dimajukan jadi pukul 05.00 WITA.
Menurut Viktor, anak harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Ia menyebut, budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik.
Viktor tak menyanggah bahwa kebijakan ini akan terasa berat bagi tenaga pengajar dan peserta didik. Namun, hal ini dilakukannya untuk mempersiapkan siswa menembus perguruan tinggi negeri (PTN) ternama atau sekolah kedinasan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, sebagian besar sekolah di Indonesia menerapkan jam masuk sekolah pada sekitar pukul 07.00-08.00 waktu setempat.
Memang, pada dasarnya otak seorang individu, utamanya pelajar, cenderung lebih tajam di pagi hari. Hal ini didapat setelah seseorang mendapatkan tidur malam yang berkualitas lengkap dengan asupan sarapan bergizi.
Namun, sejauh ini belum ditemukan studi yang menyebutkan bahwa memulai belajar lebih dini di pagi hari dapat meningkatkan kinerja akademik, sebagaimana yang ingin diterapkan oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Dalam bidang keilmuan, waktu yang tepat untuk belajar salah satunya dipelajari dalam ilmu kronobiologi. Nama terakhir merupakan ilmu yang mempelajari siklus pada makhluk hidup serta adaptasi mereka pada ritme yang terkait dengan matahari dan bulan.
Dengan kata lain, kronobiologi mempelajari waktu-waktu yang tepat untuk individu melakukan sesuatu berdasarkan ritme sirkadiannya. Termasuk salah satunya waktu belajar.
Mengutip Inc, ilmu tersebut mengungkapkan bahwa waktu terbaik untuk mempelajari sesuatu yang baru muncul pada pukul 10.00 hingga 14.00. Waktu terbaik itu akan muncul sekali lagi pada pukul 16.00 hingga 22.00.
Ilmu tersebut juga tidak menyarankan aktivitas begadang. Pasalnya, kemampuan belajar akan sangat menyusut pada pukul 04.00 hingga 07.00.
![]() |
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2017 pernah meneliti waktu terbaik untuk belajar. Studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers ini meneliti 190 mahasiswa tingkat pertama dan kedua di Amerika Serikat dan Inggris.
Studi dilakukan dengan dua cara, yakni model empiris yang berbasis survei dan model teoritis yang berbasis ilmu saraf.
"Dorongan dasarnya adalah bahwa waktu terbaik untuk belajar dimulai lebih telat [lebih siang] dari jam kelas standar," ujar penulis studi sekaligus profesor sosiologi di University of Nevada, Mariah Evans.
Sama seperti ilmu kronobiologi, studi ini percaya bahwa kemampuan kognitif seseorang akan bekerja dengan baik pada waktu-waktu tertentu. Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk di antaranya durasi tidur malam.
Hasilnya, dua model penelitian tersebut menemukan bahwa semakin siang aktivitas belajar dimulai, maka hasilnya akan semakin baik.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya..