Alasan Ramah Lingkungan, Maskapai Bikin Program Tak Makan di Pesawat

CNN Indonesia
Kamis, 02 Mar 2023 12:00 WIB
Ilustrasi makanan pesawat. (iStockphoto/Aureliy)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah maskapai termasuk Delta Airlines dan Japan Airlines menerapkan kampanye melewatkan makan di pesawat. Hal itu dianggap maskapai sebagai langkah ramah lingkungan.

Seperti dilansir CNN, pilihan untuk melewatkan makan cuma tersedia bagi sejumlah penumpang dalam penerbangan kelas bisnis di Delta Airlines. Perwakilan maskapai itu menyebut, sejak program melewatkan makan dimulai tahun lalu, sudah ada 1.000-1.500 makanan telah ditolak secara sukarela setiap bulan.

Namun, jumlah itu berarti cuma 0,3 persen penumpang Delta Airlines yang melewatkan makan di pesawat. Maskapai sendiri menyikapi kampanye ini sebagai tantangan agar bisa mengurangi konsumsi bahan bakar, biaya, dan limbah di pesawat.

Selain itu, ini juga mengenai personalisasi, karena makanan juga adalah peluang untuk maskapai mengumpulkan data pelanggan lebih banyak. Hal itu demi mengoptimalkan pilihan katering yang lebih baik.

Tapi, program melewatkan makan di pesawat juga mendapat dikritik, karena dianggap hanya praktik greenwashing yang dilakukan pihak maskapai. Greenwashing adalah pemasaran dengan pendekatan ramah lingkungan.

Japan Airlines pernah meluncurkan program melewatkan makan pada 2020, dengan memberi amenity kit sebagai imbalan kepada penumpang. Tapi, penulis blog View from the Wing, Gary Leff, menyebut program itu terlalu membebani penumpang untuk melakukan perubahan.

"Japan Airlines ingin menghemat uang dengan mengurangi limbah makanan. Tapi apakah etis mewajibkan penumpang untuk membuat keputusan makan atau tidak dalam 25 jam sebelum keberangkatan," ujar Gary Leff.

Japan Airlines awalnya menguji coba program ini pada sejumlah rute penerbangan terbatas, kini sudah tersedia di semua kelas layanan pada penerbangan internasional.

Imbalan amenity kit sekarang tidak ada lagi, berganti kemitraan dengan badan amal bernama Table for Two. Japan Airlines menyatakan, untuk setiap makanan yang hilang akan disumbangkan untuk kegiatan amal ini. Mereka menyediakan makan siang sekolah untuk anak-anak miskin, tanpa menyebut berapa banyak yang yang disumbangkan atau sekolah mana yang dilayani.

Lalu, bagaimana nasib makanan pesawat yang tidak termakan? Sejumlah maskapai mengizinkan kru kabin atau pramugari untuk menyantap makanan kelas bisnis atau kelas di atasnya yang tidak tersentuh. Tapi, sebagian besar makanan itu dibakar atau dibuang ke pembuangan sampah.

Industri penerbangan, khususnya maskapai pun diminta bersikap lebih transparan mengenai limbah makanan dan mengedukasi penumpang pesawat. Program melewatkan makan di pesawat dapat menjadi sebuah pernyataan sikap tentang lingkungan ketimbang hanya prefensi pribadi.

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK