Siswa SD di Banyuwangi Meninggal, Berapa Angka Bunuh Diri pada Anak?

CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2023 14:30 WIB
Ilustrasi. Tak cuma orang dewasa, pikiran bunuh diri juga bisa menghantui kelompok anak dan remaja. (iStock/rudi_suardi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kabar pilu datang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Seorang anak berusia 11 tahun ditemukan tewas gantung diri di rumahnya.

Pihak Polresta Banyuwangi menyebut bahwa korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya. Perundungan terjadi karena status korban sebagai seorang yatim.

"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim, tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah, selalu menangis dan dongkol," ujar Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno, Kamis (2/3).

Kasus di atas menggambarkan bahwa anak dan remaja juga rentan terhadap upaya percobaan bunuh diri.

Bunuh diri adalah usaha tindakan atau pikiran yang bertujuan untuk mengakhiri hidup yang dilakukan dengan sengaja. Mulai dari pikiran tentang keinginan bunuh diri hingga benar-benar melakukan tindakan tersebut.

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang menjadi perhatian di banyak negara. International Association for Suicide Prevention (IASP) memperkirakan sebanyak 700 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya karena bunuh diri.

Berdasarkan catatan World Bank, Indonesia berada di posisi 15 terbawah angka kasus bunuh diri di dunia. Catatan ini diambil dari data terakhir yang direkam oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019. Hingga saat ini, belum ada data angka kasus bunuh diri terbaru yang tercatat secara resmi.

Negara-negara di Afrika tercatat mendominasi di posisi 10 teratas. Lesotho menjadi negara dengan tingkat kasus bunuh diri tertinggi dengan angka 72,4 per 100 ribu penduduk. Ada juga Korea Selatan (Asia) dengan angka 28,6 dan Rusia (Eropa) dengan angka 25,1.

Indonesia sendiri memiliki angka kasus bunuh diri sebesar 2,4 per 100 ribu penduduk. Angka yang sama bertahan sejak tahun 2014.

Ilustrasi. Pikiran bunuh diri juga rentan menghantui kelompok anak dan remaja. (Istockphoto/Zephyr18)

Namun, Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) memprediksi angka bunuh diri yang sebenarnya lebih tinggi dari angka yang dilaporkan secara resmi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Presiden INASP Sandersan Onie pada tahun 2022 lalu menemukan hal yang sama. Studi memprediksi insiden bunuh diri di Indonesia empat kali lebih besar dari data resmi yang terlaporkan.

Studi tersebut menuliskan bahwa secara kasar, tingkat bunuh diri nasional pada tahun 2020 dan 2021 adalah 0,98 dan 0,99 per 100 ribu penduduk. Angka tertinggi dimiliki oleh Kepulauan Riau, disusul Bali, DKI Yogyakarta, Maluku Utara, dan Jawa Tengah.

Studi itu membandingkan data kepolisian yang merupakan data resmi untuk bunuh diri dengan sample registry system (SRS) di Kementerian Kesehatan. Namun demikian, studi tersebut belum melalui proses peer-review.

Bagaimana dengan bunuh diri pada anak dan remaja?

Pada 2019 lalu, WHO telah mengatakan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat di antara kelompok usia remaja 15-29 tahun di seluruh dunia.

Menukil laman Our World in Data, angka bunuh diri pada usia anak dan remaja 5-14 tahun tercatat sebesar 0,6 per 100 ribu penduduk. Sementara pada kelompok usia 15-49 tahun, angka bunuh diri tercatat sebesar 11,2 per 100 ribu penduduk. Data ini didapat berdasarkan catatan Institute for Health Metricts and Evaluation (IHME) dan Global Burden of Disease tahun 2019.

Simak angka bunuh diri pada anak selengkapnya di halaman berikutnya..

Angka kasus bunuh diri pada anak di Indonesia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :