Setelah menu serba asam dan ringan, kali ini ada menu yang sedikit lebih 'pekat'. Kerapu bumbu kalas benar-benar sanggup membawa Anda ke Bali.
Bumbu kalas merupakan bumbu khas Bali yang menggunakan bahan utama berupa santan dan rempah. Bisa dibilang, ini adalah kari khas Pulau Dewata.
Tidak seperti kari pada umumnya yang 'berat', bumbu kalas terasa lebih ringan. Lewat olahan Chef Dewa Wijaya, bumbu kalas tidak meninggalkan 'jejak' berarti di mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bumbu pas berpadu dengan kerapu yang renyah tapi lembut di bagian dalam. Tambahkan labu siam kukus, terong atau kacang panjang untuk sensasi 'pecah' di mulut.
![]() |
Dari namanya, menu ini menggunakan daging sapi. Kali ini, daging sapi yang digunakan adalah daging wagyu.
Sementara 'menyatnyat' atau nyat-nyat merupakan metode memasak ala Bali dengan mematangkan bahan makanan menggunakan air dan bumbu, dipanaskan hingga airnya surut.
Daging wagyu lumer di mulut bersama lapisan bumbu yang cukup pekat. Tambahan terong panggang membuat rasa pekat berkurang dan lebih ringan.
Santapan ditutup dengan jajan rasa jahe. Tampilannya seperti potongan brownies dengan es krim. Namun, ternyata ini lebih cenderung seperti cake dengan potongan nangka dan jahe.
Rasanya manis, ringan, ditambah saus markisa yang asam segar. Kemudian rasanya semakin kaya saat disantap bersama sorbet kelapa.
Baik kerapu bumbu kalas dan be sapi menyatnyat bisa dinikmati dengan nasi dari beras Jatiluwih, Bali. Beras berasal dari tanaman padi yang ditanam secara organik.
Namun sayang, deret menu ini hanya terbatas selama 24-26 Februari lalu di 1928 The Hermitage.
(els/asr)