Selama beberapa hari, dunia digegerkan dengan gaya berbusana baru Paus Fransiskus yang viral di media sosial. Paus yang biasa terlihat dengan pakaian khasnya, secara tiba-tiba terlihat mengenakan mantel mewah puffer putih panjang yang tebal.
Dalam foto tersebut juga diperlihatkan, Paus berusia 86 tahun itu tampak meyakinkan dengan selera fashion barunya. Dia terlihat mengikat mantel tersebut di bagian pinggang dan melapisi mantel itu dengan pakaian santai musim dingin.
Tampaknya gaya berbusana Paus kali ini telah berubah drastis. Paus yang semula tampak dengan regalia khas - jubah, stola, dan topi runcing tinggi - kini tampak mengikuti mode dan tren terkini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, banyak yang mempertanyakan foto tersebut. Bahkan, ada juga yang mengira mungkinkah Paus memiliki penata gaya baru? Apakah dia selalu punya stylist? Apakah penampilannya terinspirasi oleh penari latar di acara Super Bowl Rihanna?
Lebih dari segalanya, bagaimanapun, pengguna media sosial berseru betapa mereka tidak percaya gambar itu nyata. Dan tentu saja, gambar itu memang tidak nyata.
Melansir CNN, Twitter sejak itu melampirkan catatan kaki kontekstual ke beberapa tweet, mengklarifikasi bahwa itu dihasilkan oleh AI dan dibuat menggunakan perangkat lunak Midjourney. Seorang pekerja konstruksi berusia 31 tahun dari Chicago juga mengklaim kepemilikan atas gambar viral tersebut.
Alat pencitraan AI (kecerdasan buatan) menjadi semakin canggih. Teknologi, yang menghasilkan gambar berdasarkan permintaan teks pengguna, telah digunakan untuk merancang peragaan busana inklusif, membuat seluruh novel grafis, bahkan membantu membayangkan bentuk arsitektur baru.
Tetapi ketika AI berkembang dan citra "palsu" yang dihasilkan komputer justru semakin meyakinkan, banyak yang khawatir tentang hal ini. Mulai dari implikasi etis, termasuk penghapusan subjek, misal menempatkan orang dalam skenario buatan yang mungkin memfitnah atau jahat.