Virus Marburg saat ini tengah jadi ancaman di kawasan Afrika. Meski belum terdeteksi di Indonesia, sebaiknya kenali cara penularan virus Marburg.
Penyakit virus Marburg telah menewaskan 5 warga Tanzania. Saat ini otoritas kesehatan setempat memantau 161 kontak karena berisiko terkena infeksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Kesehatan pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
"Kendati belum ada laporan kasus penyakit virus Marburg di Indonesia, masyarakat tetap diminta untuk waspada karena fatalitas penyakit tinggi," demikian yang ditulis Kementerian Kesehatan via unggahan di akun Instagram resminya.
Bagaimana cara penularan virus Marburg?
Virus ditularkan dari orang yang terkena infeksi lewat darah, cairan tubuh (urin, air liur, keringat, tinja, bekas muntahan, ASI, dan air mani atau sperma). Selain itu, virus bisa menular lewat benda yang terkontaminasi termasuk alat dan pakaian yang dikenakan pasien.
Virus akan masuk lewat luka terbuka atau membran mukosa seperti mata, hidung dan mulut yang tidak terlindungi.
Dengan cara penularan seperti ini, orang yang berisiko tertular antara lain, keluarga dan petugas medis yang merawat pasien. Di samping itu, orang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara endemis termasuk Afrika, lalu ada riwayat kontak dengan kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) atau masuk ke wilayah tempat tinggal kelelawar.
Setelah terpapar virus, orang tidak langsung sakit atau mengalami gejala. Perlu waktu sekitar 2-21 hari atau bervariasi pada tiap orang baru muncul gejala.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut gejala awal penyakit virus Marburg antara lain, demam tinggi, sakit kepala hebat, rasa tidak enak badan, nyeri otot, diare parah, sakit perut dan kram, mual serta muntah.
Antara hari ke-5 dan 7, pasien bisa mengalami pecah pembuluh darah (hemoragik). Jika parah, muncul pendarahan di hidung, gusi, vagina, muntahan dan feses.
Dampak fatal atau kematian bisa terjadi di hari ke-8 dan 9 setelah didahului syok dan kehilangan darah parah.
Meski dampaknya fatal, penyakit virus Marburg bisa dicegah. Kemenkes memberikan langkah pencegahan sebagai berikut.
1. Mengurangi kontak dengan kelelawar buah pembawa virus.
2. Konsumsi daging yang sudah dimasak sampai matang.
3. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
4. Petugas kesehatan wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
5. Rutin mencuci tangan.
6. Menunda perjalanan ke wilayah endemis.
(els/rds)