Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 5 warga Tanzania dikonfirmasi meninggal akibat infeksi virus Marburg. Simak deret fakta dan gejala virus marburg.
Otoritas kesehatan Tanzania mengonfirmasi keberadaan penyakit virus Marburg di negara di Afrika timur tersebut. Dari total 8 kasus, sebanyak 5 kasus telah meninggal dan 3 kasus masih dalam perawatan. Sementara 161 kontak dalam pemantauan karena risiko kena infeksi.
"Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk secara cepat meningkatkan langkah-langkah pengendalian untuk menghentikan penyebaran virus dan mengakhiri wabah sesegera mungkin," Matshidiso Moeti, Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Afrika, seperti dikutip dari laman WHO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit virus Marburg kian jadi ancaman di Afrika.
Berikut beberapa fakta seputar penyakit virus Marburg
1. 'Demam berdarah langka dan berat'
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut penyakit virus Marburg adalah 'demam berdarah langka dan berat'. Virus termasuk keluarga filovirus yang juga menaungi virus Ebola.
Baik virus Ebola maupun virus Marburg, keduanya jarang terjadi. Namun sekali terjadi, mereka bisa memicu wabah dengan tingkat kematian tinggi.
2. Wabah pertama di 1967
Wabah penyakit virus Marburg pertama terjadi pada 1967 di Marburg dan Frankfurt, Jerman, lalu di Beograd, Serbia. Seperti dilansir dari Healthline, wabah saat itu dikaitkan dengan kerja laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika yang diimpor dari Uganda.
3. Penularan
Dulu, manusia terinfeksi virus Marburg akibat terlalu lama kontak dengan tambang atau gua yang dihuni kelelawar Rousettus. Kemudian virus menular dari manusia ke manusia lewat kontak langsung (luka terbuka atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, atau cairan lain dari penderita.
Penularan juga bisa terjadi lewat benda yang terkontaminasi virus seperti permukaan atau material lain seperti, selimut dan baju. Pun saat pasien sudah meninggal, orang yang kontak langsung dengan jenazah bisa berisiko terinfeksi.
4. Gejala virus Marburg
Orang yang terpapar virus biasanya akan mengalami gejala sekitar 2-21 hari kemudian. WHO menguraikan gejala penyakit virus Marburg sebagai berikut.
Gejala awal
- Demam tinggi
- Sakit kepala hebat
- Rasa tidak enak badan
- Nyeri otot
- Diare parah
- Sakit perut dan kram
- Mual dan muntah
Pasien kemudian bisa mengalami hemoragik (pecah pembuluh darah) antara 5 dan 7 hari. Dalam bentuk yang parah, terjadi pendarahan di beberapa area seperti, pada hidung, gusi, vagina, muntahan, dan feses.
Pada fase ini, biasanya disertai demam tinggi, kebingungan, lekas marah dan agresif. Kematian pun timbul di antara 8 dan 9 hari setelah gejala dan didahului dengan syok dan kehilangan darah parah.
5. Sulit dibedakan
Cukup sulit membedakan penyakit virus Marburg dengan 'keluarga' penyakit infeksi lain seperti, malaria, demam tifoid, meningitis dan demam berdarah. Ada beberapa rangkaian tes untuk benar-benar memastikan pasien mengalami infeksi virus Marburg.
6. Belum ada vaksin khusus Marburg
Saat ini belum ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk penyakit virus Marburg. Pasien biasanya akan mendapat perawatan suportif seperti rehidrasi dengan cairan baik oral maupun intravena.
Pengobatan ditujukan untuk gejala spesifik. Kemudian untuk antivirus menggunakan Remdesivir dan Favipiravir yang juga digunakan untuk infeksi Ebola.
itulah beberapa fakta termasuk gejala virus marburg yang berkembang saat ini.