Baca, tulis, dan hitung (calistung) memang jadi salah satu kemampuan yang perlu dimiliki anak sejak dini. Namun, bukan berarti kemampuan ini perlu ditekankan pada anak dengan cara yang rumit.
Pada usia taman kanak-kanak (TK), misalnya, calistung boleh saja diajarkan, asalkan dengan cara yang lebih menyenangkan.
Psikolog klinis Kantiana Taslim mengingatkan bahwa anak usia TK masih fokus untuk bermain. Mereka belum bisa disuruh belajar hal-hal yang rumit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokusnya anak-anak ini masih butuh bermain, sehingga ketika mereka belajar sesuatu pun harus yang familiar, yang masih konkret untuk mereka, dan mereka senang belajarnya melalui hal-hal yang familiar dan menyenangkan," kata Kantiana saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Jika dipaksakan, Kantiana menyebut bahwa hal itu bisa menimbulkan trauma jangka panjang terhadap belajar dan membuat anak jadi tidak suka belajar.
"Takutnya kalau memang dipaksakan, sayang sekali. Belajar, kan, seumur hidup. Itu seharusnya menjadi sesuatu yang menantang dan mereka sendiri tertarik untuk melakukannya," lanjutnya.
"Kalau misalnya mereka belajarnya tidak senang, terpaksa, sayang juga. Malah nantinya bisa menimbulkan trauma jangka panjang terhadap belajar. Atau, malah jadi enggak suka belajar dan menghindari belajar."
Oleh sebab itu, Kantiana menyarankan agar metode pembelajaran calistung pada anak usia TK bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan berbasis bermain.
"Karena memang di usia-usia itu adalah usia di mana mereka seharusnya memang bermain. Fokusnya masih bermain. Itu [bermain], kan, hal-hal yang biasa mereka lakukan dan temui di kehidupan sehari-hari," pungkasnya.