Anak Disuruh Tutup Mata saat Ada Adegan Ciuman, Benar atau Salah?

CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2023 14:15 WIB
Alih-alih melarang, orang tua justru disarankan untuk membuka diskusi dengan anak. Hal ini diperlukan agar anak tak mencari informasi dari sumber yang salah.
Ilustrasi. Alih-alih melarang, orang tua justru disarankan untuk membuka diskusi dengan anak. (Istockphoto/ Fizkes)
Jakarta, CNN Indonesia --

Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendampingi si buah hati yang masih di bawah umur ketika menonton film, baik di televisi maupun di bioskop. Adegan ciuman kerap membikin orang tua sontak menutup kedua mata anaknya.

Pertanyaannya, apakah menutup kedua mata anak adalah pilihan yang tepat atau justru salah?

Psikolog klinis anak dan keluarga Anna Surti Ariani mengatakan bahwa larangan, yang salah satunya dilakukan dengan menutup mata anak saat ada adegan ciuman, justru akan membuat anak lebih penasaran akan sesuatu hal. Alih-alih menurut, anak justru akan mencari tahu tentang hal-hal yang membuat mereka penasaran dengan lebih dalam ke tempat-tempat yang tidak bertanggung jawab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada orang-orang yang melarang karena takut, bukan untuk mengundang penasaran, tapi memang takut anaknya mengalami hal-hal tertentu. Anak, tuh, kalau dilarang-larang malah tambah penasaran," kata Anna saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (10/3).

Di sisi lain, ada juga beberapa orang tua yang melarang buah hatinya untuk melihat adegan dewasa demi memancing rasa penasaran si kecil. Rasa penasaran inilah yang kemudian diharapkan untuk mendorong anak berani bertanya pada orang tua mengenai hal-hal yang dimaksud.

Maka dari itu, alih-alih diam saja dan hanya melarang, lanjut Anna, orang tua harus bisa mengajak anak untuk berdiskusi lebih dalam.

"Jadi sarannya, sebaiknya memang kalau ada hal-hal yang seperti itu, daripada sekadar kita larang-larang, justru lebih baik kita ajak anaknya untuk ngobrol," lanjutnya.

Obrolan antara anak dan orang tua dibutuhkan agar si kecil tidak tersesat di tengah jalan. Pasalnya, rasa penasaran kerap kali membuat seorang anak berusaha mencari tahu tentang sesuatu melalui sumber-sumber yang kurang tepat.

"Kalau misalnya anak punya pertanyaan, dia punya kebingungan, dia punya hal-hal yang menarik buat dia, lalu dia merasa bahwa orang tuanya enggak bisa diajak ngobrol soal ini, dia pasti akan cari ke orang lain. Belum tentu orang lain itu adalah orang yang bertanggung jawab," jelas Anna.

ilustrasi orang tua dan anakIlustrasi. Alih-alih hanya melarang, orang tua justru disarankan untuk membuka diskusi dengan anak. (Istockphoto/ Fizkes)

Orang tua, lanjut Anna, harus menjadi sumber pengetahuan bagi anak.

"Kalau misalnya kita enggak bisa jadi orang tua yang menjadi sumber pengetahuan bagi anak kita, ya, jangan salahin kalau dia cari-cari ke tempat yang enggak bertanggung jawab," tutur Anna.

Menurutnya, salah satu tanggung jawab orang tua adalah membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan, menambah wawasan, dan keterampilan agar bisa menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan terjadi pada anak.

"Wawasan kita sebagai orang tua harus ditambah, keterampilan kita sebagai orang tua harus ditambah, supaya kalau anak melakukan hal-hal semacam itu atau tanpa sengaja ada isu-isu seksualitas yang dia alami, ya, orang tua bisa bantu," pungkasnya.

Gif banner Allo Bank
(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER