Sukacita akan kebangkitan-Nya dulu belum dirasakan para murid. Meski Kitab Suci sudah menyuratkan bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati, para murid baru percaya saat melihat makam kosong.
Kebangkitan memang jadi perhatian utama dalam perayaan Paskah. Namun, ada satu hal yang menarik di sini, yakni makam kosong.
Jika ada skenario lain perihal kebangkitan Tuhan, bakal lebih praktis dan efektif kalau momen kebangkitan itu benar-benar disaksikan para murid secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gempa bumi yang dirasakan para perempuan mungkin bisa dipadukan dengan adegan malaikat membuka kubur batu lalu Yesus muncul di hadapan mereka. Yesus pun muncul dalam kondisi berbalut kafan yang perlahan terbuka seiring wajah takjub nan takut mereka.
Akan tetapi, eksekusinya tidak demikian. Mengapa begitu?
Sekarang, mari memaknai tentang kebangkitan Kristus. Setiap orang pasti punya pemahaman berbeda dan relevan dengan kondisi mereka sekarang.
Ada yang memaknainya sebagai kebangkitan dari kebiasaan lama yang kurang baik ke kebiasaan baru yang lebih baik. Ada juga yang memaknai kebangkitan sebagai suntikan semangat baru.
Nah, apabila tidak ada makam kosong, apakah pemahaman akan kebangkitan Kristus bisa seluas ini?
Tuhan membebaskan manusia dengan segala akal budi untuk memahami ajaran-Nya. Namun, hendaknya pemahaman itu tetap dalam bimbingan Tuhan.
Oleh karenanya, makam kosong juga bisa dimaknai sebagai pengosongan diri, menurunkan ego pribadi dan mulai menerima tanda yang Dia berikan.
Semoga kebangkitan-Nya turut membawa kebangkitan yang relevan dan diperlukan dalam hidup tiap insan.
(els/asr/bac)