Bolehkah Bercerai di Bulan Ramadhan?

Agama Islam pada dasarnya tak melarang perceraian. Namun, Allah SWT membenci perceraian.

Pasangan mana pun bisa menghadapi perceraian, termasuk di bulan Ramadhan. Pertanyaannya, bolehkah bercerai di bulan yang suci seperti Ramadhan?

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis menjelaskan, perceraian adalah hal yang dibenci Allah SWT. Alasannya, bercerai berarti memutus silaturahmi dan ikatan yang sudah dijalin dalam ijab kabul saat prosesi akad nikah dilaksanakan.

Namun, bukan berarti perceraian menjadi haram. Sebab, bagaimana pun ini adalah jalan yang dipilih manusia dalam kehidupannya.

Amany mengatakan, perceraian baiknya ditunda dan jangan dilakukan di bulan Ramadhan. Perceraian, bagaimana pun, akan penuh dengan amarah dan kebencian. Sementara di bulan Ramadhan, semua sifat tersebut haruslah disingkirkan.

"Bukan dilarang, tapi sebaiknya tidak dilakukan. Cerai itu identik dengan amarah dan kebencian,sementara Ramadhan kita kembali suci dan penuh ketakwaan. Tentu ini sesuatu yang kontradiktif," kata Amany saat berbincang dengan CNNIndonesia.com medio Februari lalu.

Perceraian, kata Amany, bisa ditunda ke waktu lain. Bahkan, lanjut dia, bisa saja selama proses ini ditunda, benih-benih cinta akan muncul kembali di pasangan yang hendak cerai tersebut.

Waktu satu bulan penundaan justru bisa menjadi jalan untuk saling memahami kembali, mengoreksi kesalahan masing-masing, dan tentunya saling memaafkan.

"Syukur-syukur kalau ternyata jadinya perceraian tidak jadi dilakukan," kata dia.

Untuk itu, Amany menyarankan agar setiap pasangan yang tengah berada dalam perseteruan sebaiknya menunda perceraian hingga bulan Ramadhan berakhir.

Jangan menodai bulan suci yang penuh berkah dan pahala dengan amarah dan rasa benci pada pasangan.

"Tunda [bercerai di bulan Ramadhan], jangan dilakukan di bulan suci, hal yang dibenci Allah SWT sebaiknya tidak dilakukan," kata dia.