Reverse cowgirl merupakan posisi bercinta yang sangat berisiko karena penis pria dapat meleset keluar dan tertindih oleh tulang kemaluan pasangannya selama penetrasi terjadi.
Studi tersebut juga menyebut bahwa kondisi ini juga dapat disebabkan oleh masturbasi dan juga membalikkan badan di tempat tidur dengan sudut yang tidak tepat.
Untungnya, para ahli bedah berhasil memperbaiki penis yang retak itu tanpa insiden, setelah itu mereka menjahit uretra dan membalut lukanya. Mereka kemudian melakukan "tes ereksi buatan" untuk menentukan bahwa tidak ada kebocoran atau "kelengkungan penis" yang tidak normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Setelah itu, penis pria tersebut dilaporkan tidak mengalami komplikasi apa pun, meskipun masih membiru tiga hari kemudian setelah perban dilepas. Pria tersebut kemudian dipasangi kateter, tabung yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk memperlancar sirkulasi urin, dan dipulangkan dari rumah sakit.
Pada janji temu lanjutan beberapa minggu kemudian, dokter menemukan bahwa penisnya "dalam kondisi yang baik" dan dia tidak memiliki masalah untuk mencapai ereksi atau buang air kecil.
Studi itu juga menyebutkan bahwa para dokter menggunakan kasus pria NTB ini untuk menjelaskan tentang tekuk penis yang sering menyerang pria berusia antara 30-50 tahun yang aktif secara seksual.
(del/chs)