Jakarta, CNN Indonesia --
Pengguna media sosial mulai bertanya-tanya, apa itu resistensi insulin? Banyak pengguna media sosial yang mulai mencari tahu tentang penyakit ini lantaran viral kulit leher yang menghitam dan disebut 'bukan daki.'
Lantaran kulit leher yang menghitam ini bukanlah daki atau kotoran yang menumpuk, nama resistensi insulin pun mencuat.
Lantas, apa itu insulin?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resistensi insulin
Resistensi insulin merupakan kondisi kompleks yang bisa dialami tubuh. Melansir Cleveland Clinic, resistensi insulin dikenal juga sebagai gangguan sensitivitas insulin.
Hal ini bisa terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin, hormon yang dibuat pankreas yang penting untuk kehidupan dan mengatur kadar glukosa (gula) darah.
Ketika sel-sel tidak merespons sinyal insulin secara memadai, maka glukosa yang tersisa di aliran darah jadi lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan pra-diabetes, yang pada gilirannya dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 yang parah.
Orang-orang yang berisiko terkena resistensi insulin
Resistensi insulin tidak memandang usia, jenis kelamin, suku, bahkan ras. Siapa saja berisiko mengalami penyakit ini. Tapi, sebagaimana dilansir Mayo Clinic, orang dengan berat badan berlebih memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit ini.
Risiko semakin meningkat dengan riwayat keluarga diabetes tipe dua, usia di atas 45 tahun, merokok, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya, steroid, antipsikotik, dan pengobatan HIV.
Jadi apa itu resistensi insulin dan berikut orang-orang yang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit resistensi insulin:
- Usia di atas 45 tahun
- Berat badan berlebih
- Faktor genetik, orang tua atau saudara pernah atau sedang mengalami penyakit ini
- Gaya hidup sedentari atau kurang bergerak
- Kondisi medis seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Seperti apa gejala resistensi insulin yang harus diwaspadai?
Saat Anda bertanya-tanya apa itu resistensi insulin, hal yang paling ingin diketahui tentu berkaitan dengan gejalanya.
Menariknya, seringkali orang dengan penyakit ini justru tak menunjukkan gejala yang spesifik.
Meski demikian, penyakit ini juga memiliki tanda yang bisa diwaspadai. Biasanya akan muncul ketika penyakit sudah mulai kronis. Berikut beberapa gejala resistensi insulin yang harus diwaspadai:
1. Ukuran pinggang membesar
Mengutip Endocrine Web, para ahli mengatakan cara terbaik mengetahui resistensi insulin melibatkan ukuran pinggang. Pinggang berukuran 35 inci atau lebih untuk wanita, dan 40 inci atau lebih untuk pria meningkatkan kemungkinan resistensi insulin dan sindrom metabolik.
Tapi tentu saja, tidak semua orang dengan pinggang besar memiliki masalah resistensi insulin. Hal ini tentu harus dibarengi dengan pemeriksaan medis.
[Gambas:Photo CNN]
2. Mengalami berbagai masalah metabolik
Mulai dari angka trigliserida yang tinggi, mengalami tekanan darah tinggi, hingga gula darah yang tinggi bisa dipastikan Anda mengalami penyakit ini. Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
3. Beberapa bagian tubuh menggelap
Jika resistensi insulin parah, Anda mungkin mengalami perubahan kulit yang cukup signifikan. Hal ini termasuk bercak kulit yang gelap di bagian belakang leher atau siku, lutut, buku jari, atau ketiak. Perubahan warna ini disebut acanthosis nigricans.
Lantas apa saja yang bisa dilakukan untuk menghindari terpapar penyakit ini?
Cara terbaik adalah dengan mengubah gaya hidup. Anda bisa memulainya dengan menurunkan berat badan, berolahraga teratur, dan tidur yang cukup. Tapi ingat, Anda juga jangan hanya mengandalkan diet atau olahraga saja.
Dalam satu studi Fakultas Kedokteran Universitas New Mexico yang terbit di International Journal of Obesity, orang kelebihan berat badan yang kehilangan 10 persen dari berat badan mereka melalui diet plus olahraga, melihat sensitivitas insulin meningkat secara mengesankan.
Itulah penjelasan terkait apa itu resistensi insulin yang kini tengah jadi perbincangan.