August Jakarta: Restoran '16 Bulan' yang Raih Awards Bergengsi Dunia

Respon positif dari masyarakat

Sebelum August dibangun, Hans dan Budi sudah memulai bisnis kulinernya dengan membuat private dining yang lebih intim. Hal tersebut dilakukan sebagai modal preparasi demi membangun August dengan hasil yang maksimal.

Sejak dibukanya private dining tersebut, Hans dan Budi mengklaim sudah menerima respon positif dari pecinta kuliner di Jakarta.

"Jakarta sangat menerima dengan konsep makanan dengan pengalaman yang kami usung, mereka juga menemukan ini sesuatu yang beda," kata Budi.

"Ambisinya itu orang datang untukdine in with usdengan makanan yang sudah disiapkan, denganexperienceyang sudah disiapkan, ini sesuatu yang baru. Responnya sangat positif dari hari pertama dari waktu August buka."

Meski begitu, Chef Hans mengaku sempat memiliki keraguan untuk mengusung konsep fine dining tasting menu di mana pengunjung harus duduk selama kurang lebih 2 jam untuk melahap hidangan yang ditawarkan.

"Saat itu kami enggak mau terlalu go extreme ke tasting menu aja. Makanya kami bikinala cartejuga. Kami prediksi karena banyak orang yang mungkin enggak mau berkomitmen makan 2 jam atau 2 jam setengah, jadi kamu siapin opsi ala carte," jelas Chef Hans.

"Tapi setelah kita buka malah 90 persen yang datang ke sini pesan yangtasting menu. Makanya sekarang kami fokus ke pengalaman yang tasting menu."

Dengan dipilihnya August, restoran ini sekarang sejajar dengan para pemenang One To Watch Award lainnya, yakni Eat and Cook di Kuala Lumpur (2022), Meta di Singapura (2021), Masque di Mumbai (2020), JL Studio di Taichung (2019), Toyo Eatery di Manila (2018), TocToc di Seoul (2017), dan Florilège di Tokyo (2016).