Bangunan putih Santorini yang memesona adalah salah satu pemandangan paling ikonik di Yunani. Pulau di Yunani menarik sekitar dua juta pengunjung setiap tahunnya.
Jumlah pengunjung tersebut terbilang signifikan bahkan sangat besar apabila mempertimbangkan populasi yang ada di Santorini yang hanya sekitar 10 ribu jiwa.
Besarnya animo wisatawan yang mengunjungi Santorini membuat pemerintah Yunani mulai memikirkan kelanjutan destinasi tersebut. Apalagi pariwisata merupakan sektor penting untuk perekonomian wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2019, Santorini pun mulai memberlakukan pembatasan pengunjung. Penumpang kapal pesiar yang singgah di wilayah kelompok bundar pulau gunung berapi di Laut Aegea, juga dibatasi hingga 8 ribu orang per hari.
Sektor pariwisata dianggap membawa dampak buruk, karena menimbulkan penumpukan sampah plastik di Santorini. Selain itu, turis dengan berat badan lebih dari 100 Kg juga dilarang menunggangi keledai di Santorini.
Keledai menjadi hewan terbanyak yang ditemui di wilayah yang juga dikenal dengan nama Thira tersebut. Selain jadi daya tarik wisatawan, Santorini juga menghasilkan keju dan minuman wine yang nikmat.
Kendati pembatasan sudah dilakukan, pengunjung masih terus memadati kawasan Santorini. Ketika matahari terbenam biasanya menjadi momen pengunjung berdesakan untuk melihat pemandangan itu.
Perlu diketahui, bangunan biru-putih yang ikonik di Santorini sendiri hanya terdapat di Desa Oia, bukan semua tempat di pulau tersebut. Namun, wisatawan mancanegara banyak yang mengenal Santorini karena bangunan putih-biru itu.
Nama Santorini sendiri merupakan sebutan yang diberikan orang asing di abad pertengahan, karena terinspirasi dari kapel untuk sosok bernama St. Irene. Letaknya 200 Km dari daratan Yunani.
Santorini juga merupakan bagian dari area vulkanik, yang menyebabkan warna pantai di wilayah itu terbagi menjadi tiga bagian yakni berpasir putih, merah, dan bebatuan hitam.
(wiw)