Pertambahan tinggi badan orang Indonesia 'hanya' 5 cm dalam 50 tahun terakhir. Sebenarnya, apa sih faktor penentu tinggi badan seseorang?
Sebuah riset yang diterbitkan di Acta Scientific Paediatrics (2018) menyebut orang Indonesia itu pendek. Rata-rata pertambahan tinggi badan populasi sekitar 5 cm dalam 50 tahun terakhir.
"Baru-baru ini, pria dewasa Indonesia rata-rata 12 cm lebih pendek dari referensi tinggi badan menurut WHO. Perbedaan tinggi badan serupa juga ditemukan pada wanita dewasa," tulis peneliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapa referensi tinggi badan menurut WHO?
Dari riset bertajuk 'Human Height' (2013), disebutkan rata-rata tinggi badan pada populasi yang sehat seharusnya 163 cm untuk wanita dan 176,5 cm untuk pria.
Angka 5 cm tentu sangat kecil dibanding Korea Selatan yang mengalami pertambahan tinggi badan 20 cm dalam 50 tahun terakhir. Sama-sama negara Asia, Jepang tercatat mengalami pertambahan tinggi badan sekitar 16 cm.
Kebanyakan orang menyebut tinggi badan adalah faktor genetik. Hal ini ada benarnya misal, orang tua memiliki tubuh tinggi sehingga ada juga 'mewarisi' tinggi badan semampai.
Akan tetapi dokter spesialis gizi klinik Inge Permadhi menyebut orang tua pendek bisa saja memiliki anak yang tubuhnya tinggi. Anak perlu didukung nutrisi, istirahat, dan olahraga yang cukup.
"Ada juga yang 'kok orang tua tinggi tapi anak pendek?'. Nah, ini hormonalnya gimana, itu yang mungkin menyebabkan titik tumbuh tertutup, menstruasi [lebih awal]," kata Inge beberapa waktu lalu.
Selain faktor genetik, berikut faktor-faktor yang berkontribusi pada tinggi badan.
Tinggi badan terutama usia anak bisa optimal asal orang tua mendukung kebutuhan nutrisinya. Nutrisi ini termasuk makronutrien dan mikronutrien khususnya protein dan kalsium.
Pertumbuhan tinggi badan dipengaruhi hormon. Pada anak perempuan, tinggi badan akan dipengaruhi fase menstruasi. Setelah anak perempuan mengalami menstruasi, titik tumbuh badan melambat lalu berhenti.
Semakin cepat masuk masa menstruasi, semakin cepat pula pertumbuhan badan berhenti.
"Anak perempuan menstruasi di umur 9 tahun dibanding mereka yang menstruasi di 12 tahun, itu pasti yang menstruasi di 12 tahun akan mencapai ketinggian maksimal daripada yang menstruasi 9 tahun," kata Inge.
Lingkungan turut mempengaruhi tinggi badan anak. Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta menyebut anak yang tumbuh di lingkungan yang membuat anak itu aktif, terstimulasi, tinggi badannya bisa optimal.
"Olahraga akan mendukung postur anak, mendukung otot, jaringan ikat. Jadi tubuhnya secara postur benar-benar tegak. Ini bisa dengan olahraga high impact seperti renang, atletik, basket, sepak bola. Tapi juga tetap harus didukung nutrisi," kata Denta dalam wawancara terpisah.
Itulah faktor-faktor yang bisa menjadi penentu tinggi badan seseorang.
(els/pua)