Tak sedikit pria yang merasa minder saat mengetahui dirinya memiliki penis yang kecil atau mikropenis. Padahal, selama tidak ada masalah kesehatan lainnya, mikropenis dapat berfungsi secara normal untuk sistem reproduksi. Lantas, bagaimana cara mengatasi mikropenis?
Seseorang yang memiliki mikropenis memiliki panjang penis yang lebih pendek dari rata-rata pria dengan usia yang sama. Pada bayi atau anak-anak, kondisi mikropenis ditandai dengan panjang penis kurang dari 1,9 centimeter sedangkan pada dewasa ditandai dengan panjang penis kurang dari 9,3 centimeter.
Mikropenis merupakan kondisi yang terbilang langka. Dokter spesialis urologi Andika Afriansyah menjelaskan kondisi ini umumnya didiagnosis ketika lahir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada mikropenis tanpa kelainan lainnya, penis memiliki tampilan, struktur, dan fungsi yang normal. Kondisi mikropenis umumnya tidak mengganggu kemampuan untuk berkemih dan ereksi serta memiliki testis dan alat kelamin bagian dalam yang normal," jelas Andika saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/5).
Mengatasi mikropenis dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri di kemudian hari dan meningkatkan peluang kepuasan aktivitas seksual.
Sebelum mengatasi kondisi ini, tentu Anda perlu berkonsultasi dengan dokter urologi dengan subspesialis endokrin untuk anak, dan dokter spesialis urologi untuk dewasa.
Terapi hormon diharapkan dapat membantu pertumbuhan penis. Hormon yang digunakan dalam terapi ini adalah testosteron. Terapi dapat dilakukan melalui suntikan atau menggunakan gel atau krim yang dioleskan pada penis.
"Terapi testosteron dikatakan berhasil apabila terjadi pertambahan panjang penis 100 persen atau respons yang cukup, yaitu panjang bertambah sebanyak 3,5 centimeter. Hormon lainnya dapat digunakan apabila terapi testosteron tidak berhasil," ucap Andika.
Menurut Andika, terapi hormon dapat dimulai dan lebih efektif ketika dilakukan pada masa anak-anak. Setelah remaja dan dewasa, efektivitas dari terapi hormon berkurang.
"Sebaiknya harus diperbaiki sebelum anak melewati masa pubertas (18 tahun). Karena biasanya panjang sudah fix setelah usia puber. Kalau sudah selesai masa pubernya, obat hormon sudah tak berguna," jelasnya.
Andika menjelaskan phalloplasty merupakan tindakan bedah untuk mengatasi mikropenis yang dilakukan dengan merekonstruksi penis. Tindakan ini umumnya dilakukan apabila terapi hormon tidak berhasil dan lebih banyak dilakukan pada remaja atau dewasa, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan pada anak-anak.
Hanya saja, tindakan ini rupanya juga memiliki banyak risiko dan komplikasi, bahkan beberapa berpendapat risiko lebih besar dari manfaat yang didapat.
"Risiko tindakanphalloplastyantara lain gangguan saluran kemih, gangguan fungsi ereksi, hingga membutuhkan prosedur lanjutan. Meskipun demikian, dengan dokter bedah yang berpengalaman, fungsi kemih dan seksual normal pada penis yang telah dilakukan phalloplasty mungkin didapatkan," kata dia.
Lingkungan sosial dan dunia maya sering mengaitkan ukuran penis dengan kejantanan seorang pria. Nyatanya, dalam hubungan, kondisi mikropenis dapat diatasi dengan penyesuaian yang baik dan sikap yang sehat dari pasangan tersebut.
"Penerimaan tubuh dapat dimulai dengan konseling pada usia dini. Hal ini dapat membantu anak laki-laki untuk mengatasi mikropenis ketika dewasa, mempersiapkan cara untuk menghadapi teman dan pasangan, serta meningkatkan kualitas hidup," ucap Andika.
(del/chs)