Sifilis Bisa Menular dari Ibu Hamil ke Bayi, Bagaimana Mencegahnya?

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Mei 2023 07:39 WIB
Sifilis diketahui dapat menular dari ibu hamil ke janin. Bagaimana cara mencegahnya?
Ilustrasi. Sifilis diketahui dapat menular dari ibu hamil ke janin. (Istockphoto/ Srisakorn)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sifilis diketahui dapat menular dari ibu hamil ke janin. Bagaimana cara mencegahnya?

Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling serius di seluruh dunia. Penyebarannya di Indonesia sendiri mengalami kenaikan.

Sifilis yang menular dari ibu hamil ke janin disebut sebagai sifilis kongenital. Pada sebagian besar kasus, sifilis ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penularan juga dapat dapat terjadi saat kelahiran pervaginam atau normal jika bayi mengalami kontak langsung dengan luka sifilis.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Muhammad Fadli mengatakan bahwa ibu hamil yang terkena sifilis harus melakukan pengobatan suntikan Penicilin-G sebelum melahirkan.

"Kita melakukan treatment. Kalau ibu hamil biasanya kita melakukan suntikan Penicilin-G, dan kita evaluasi. Seharusnya sudah diobati 30 hari atau kurang lebih satu bulan sebelum dia lahiran untuk mencegah penularan ke bayi," kata Fadli saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (12/5).

Menurut dia, setelah ibu hamil sudah terdeteksi menderita sifilis, ia harus diobati sesegera mungkin.

"Karena penularannya ini bisa dalam perut dan bisa saat lahiran kontak langsung. Mungkin [terpapar] kuman sifilis yang ada di daerah kewanitaan," jelas dia.

Jika sudah mendekati persalinan dan sifilis belum juga terobati, Fadli menyarankan untuk melakukan operasi caesar untuk meminimalkan risiko penularan penyakit sifilis pada bayi.

"Kalau terinfeksi dan masih aktif, ya, untuk mencegah salah satunya dengan caesarean section, karena ini bisa menurunkan kontak langsung," kata Fadli.

Namun demikian, prosedur ini tetap tak menutup kemungkinan penularan sifilis melalui aliran plasenta darah dari ibu ke janin saat kehamilan.

"Karena, kan, memang bisa kumannya itu lewat plasenta. Jadi nanti harus diinformasikan ke tim dokter anak untuk dia melakukan screening," tambah Fadli.

Hal-hal di atas perlu dilakukan untuk mencegah sejumlah risiko yang terjadi pada ibu dan bayi. Fadli mengatakan, sifilis berisiko menyebabkan masalah kognitif pada bayi hingga keguguran.

"Kalau memang [ibu] terdeteksi positif sifilis bisa menyebabkan satu keguguran, bayinya lahir meninggal, bisa juga kognitif skill-nya terganggu bisa ada masalah di gangguan pendengaran," ucapnya.

Maka dari itu, Fadli menganjurkan agar ibu hamil melakukan screening beberapa penyakit infeksi termasuk HIV, hepatitis, dan sifilis.

[Gambas:Video CNN]



(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER