Nutrisi penting dari makanan kemasan atau olahan instan, seperti mi instan, yang cepat saji rupanya tergantikan dengan gula, garam, dan lemak. Terlalu banyak asupan mi instan membuat lemak akan menumpuk di sekitar organ vital.
Jika ini terjadi, maka jaringan otak akan rusak. Hal ini juga dapat menghalangi aliran darah ke membran otak yang bertanggung jawab untuk melindungi otak dari zat-zat berbahaya.
Tak cuma berpengaruh terhadap tekanan darah dan jantung, makanan tinggi garam seperti keripik kentang juga dapat mengganggu fungsi kognitif dan kemampuan berpikir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, makanan asin juga memengaruhi kecerdasan seseorang.
Nasi putih, roti putih, pasta putih, dan karbohidrat olahan lainnya dengan indeks glikemik tinggi tidak hanya menyebabkan lonjakan besar gula darah, tetapi juga menjadi makanan yang buruk untuk otak.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2015 menemukan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko depresi pada wanita pascamenopause.
Lemak trans sering ditemukan di dalam produk hewani seperti margarin.
Melansir Healthline, terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman tersebut bisa berisiko tinggi mengalami Alzheimer dan demensia.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak trans bisa menyebabkan penurunan kognitif, membuat volume otak lebih rendah, dan kemampuan mengingat yang buruk.
Ikan adalah salah satu makanan sehat yang kerap direkomendasikan untuk dikonsumsi. Tapi, ikan yang mengandung merkuri tinggi justru buruk untuk otak.
Beberapa ikan yang dianggap mengandung merkuri tinggi adalah ikan todak, marlin, hiu, hingga tuna. Merkuri merupakan racun saraf dan logam berat.
Ikan sangat rentan terhadap akumulasi merkuri, dan dapat membawa lebih dari satu juta kali konsentrasi air di sekitarnya.
Efek keracunan merkuri antara lain terganggunya neurotransmitter dan sistem saraf pusat serta stimulasi neurotoksin, yang akibatnya bisa merusak otak.
(del/asr)