Studi terbaru menemukan orang yang menderita prediabetes di usia muda cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia di kemudian hari.
Prediabetes terjadi ketika gula darah dalam tubuh melebihi batas normal. Namun, status kadar gula darah ini belum dianggap terlalu tinggi untuk diklaim sebagai penyakit diabetes.
Sayangnya, jutaan orang AS yang berusia di bawah 60 tahun menderita prediabetes dan banyak yang tidak menyadarinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prediabetes dikaitkan dengan risiko demensia, tetapi risiko ini disebabkan oleh perkembangan diabetes," kata salah dua peneliti Elizabeth Selvin, seorang profesor epidemiologi, dan Jiaqi Hu, seorang mahasiswa doktoral, dalam sebuah pernyataan pers, melansir CNN.
Penelitian yang diterbitkan pada Rabu (24/5) di jurnal Diabetologia ini menganalisis data dari studi Atherosclerosis Risk in Communities.
Penelitian ini melibatkan orang-orang berusia antara 45-64 tahun di empat wilayah di AS, yakni Forsyth County, North Carolina, Jackson, Mississippi, pinggiran kota Minneapolis, dan Washington County, Maryland.
Hasil dari studi menemukan para partisipan yang mengembangkan diabetes tipe 2 sebelum usia 60 tahun memiliki risiko demensia tiga kali lipat di kemudian hari dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes tipe 2 sebelum usia 60 tahun.
Risiko ini bisa menurun jika prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2 antara usia 60-69 tahun, namun hanya beberapa poin.
"Kita semua mengalami lonjakan sementara dalam glukosa darah kita. Naik, lalu turun," kata Andrew Freeman, direktur pencegahan kardiovaskular dan kesehatan di National Jewish Health di Denver yang tidak terlibat dalam studi.
"Tetapi jika Anda memeriksa di 'tahun-tahun glukosa' untuk menentukan seberapa tinggi glukosa Anda dan untuk berapa lama, maka Anda mulai melihat kerusakan kumulatif," kata Freeman.
"Dan semakin dini Anda terpapar, semakin besar tingkat kerusakan kumulatifnya."
Penelitian ini juga menemukan bahwa jika diabetes tipe 2 tidak terdiagnosis sampai orang tersebut berusia 70-an, risiko demensia turun menjadi 23 persen. Sementara jika seseorang terkena diabetes tipe 2 pada usia 80-an atau 90-an, risikonya tidak lebih besar daripada mereka yang tidak menderita diabetes.
"Ada hubungan yang kuat antara prediabetes dengan demensia, tetapi hubungan ini hanya ada di antara orang-orang yang mengalami diabetes," kata Selvin.
"Temuan ini menunjukkan bahwa mencegah perkembangan dari prediabetes menjadi diabetes dapat membantu mencegah demensia di usia yang lebih tua."
Richard Isaacson, seorang ahli saraf pencegahan di Institute for Neurodegenerative Diseases of Florida, mengatakan bahwa hasil yang ditemukan dari studi ini tidak mengejutkan.
"Saya telah menyerukan hal ini selama lebih dari satu dekade," kata Isaacson, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Jika penelitian ini membuat orang benar-benar mengambil tindakan ketika diagnosis prediabetes diberikan, hal itu pasti akan meningkatkan hasil kesehatan otak."
Sebelumnya, sebuah meta-analisis tahun 2013 menemukan bahwa diabetes tipe 2 dikaitkan dengan peningkatan risiko 60 persen untuk semua penyebab demensia. Selain itu, penderita demensia yang memiliki diabetes tipe 2 memiliki peningkatan risiko kematian dini.
Meskipun hubungan pasti antara diabetes dan demensia belum diketahui, namun menurut penelitian, ada beberapa kemungkinan penyebabnya.
Menurut Asosiasi Alzheimer, diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, yang merusak jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang rusak di otak dapat menyebabkan penurunan kognitif.
Selain itu, gula darah yang tinggi menyebabkan peradangan, yang dapat merusak sel-sel otak. Bahkan orang yang berada pada tahap awal diabetes tipe 2 pun menunjukkan tanda-tanda disfungsi di otak.
Asosiasi itu juga mengatakan penelitian ini telah menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 secara dramatis meningkatkan kadar protein beta-amiloid di otak, tanda khas penyakit Alzheimer.
Penelitian ini bukan yang pertama yang menemukan hubungan antara onset awal diabetes dan demensia. Sebuah studi tahun 2021 yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa mengembangkan diabetes lebih dari 10 tahun sebelumnya meningkatkan risiko demensia lebih dari 18 persen.