Si Kecil Sakit, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

CNN Indonesia
Senin, 26 Jun 2023 06:47 WIB
Anak yang sakit di tengah kualitas udara buruk ini sebenarnya tak perlu langsung dibawa ke dokter. Lantas, kapan si kecil perlu dibawa ke dokter?
Ilustrasi. Anak yang sakit di tengah kualitas udara buruk ini sebenarnya tak perlu langsung dibawa ke dokter. (iStockphoto/ozgurcankaya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anak yang sakit di tengah kualitas udara buruk ini sebenarnya tak perlu langsung dibawa ke dokter. Lantas, kapan si kecil perlu dibawa ke dokter?

Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti mengatakan, keluar rumah memang mengandung aneka konsekuensi. Selain kualitas udara buruk akibat polusi, sebenarnya udara juga 'mengangkut' virus dan bakteri.

"Makanya kita perlu melindungi anak kita dari infeksi virus, bakteri, termasuk dengan melengkapi imunisasi difteri, pertusis, campak. Keluar rumah tetap pakai masker," kata Karyanti pada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati sudah melakukan berbagai usaha, kadang anak tetap bisa sakit seperti batuk, pilek, atau tidak enak badan. Karyanti menyarankan orang tua tidak perlu panik.

Sebaiknya lakukan pertolongan pertama terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk dibawa ke dokter.

"Kalau batuk, pilek, beri minum sesering mungkin untuk hidrasi. Kalau mulai meler, ada obat untuk mengencerkan ingus. Biasanya ada obat yang bisa beli ke apotek," katanya.

Sementara itu, ada kondisi-kondisi yang memang mengharuskan orang tua untuk membawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan. Karyanti memberikan tiga indikator kapan anak perlu dibawa ke dokter. Berikut di antaranya.

1. Input

Input berarti asupan. Jika orang tua menemukan anak sulit mendapat asupan, maka perlu dipertimbangkan untuk dibawa ke dokter.

Anak dengan kondisi seperti mual dan muntah tentu sulit sekali mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pemulihan kondisinya.

2. Output

ilustrasi anak keracunanIlustrasi. Ada beberapa tanda anak harus dibawa ke dokter saat sakit. (iStockphoto/Elena Boltunova)

Input akan memengaruhi output. Saat asupan menurun, proses pembuangan, termasuk kencing dan buang air besar, akan ikut menurun. Hal ini terlihat dari frekuensi kencing menurun karena asupan cairan kurang, juga frekuensi buang air besar yang tidak seperti biasa.

3. Aktivitas

Orang tua perlu memperhatikan aktivitas anak. Jika dalam kondisi tidak enak badan si anak masih aktif berlarian, maka orang tua tak perlu khawatir.

Akan tetapi kalau badan anak lemas dan memilih tidur terus, berarti perlu dipertimbangkan untuk dibawa ke dokter.

Selain ketiga indikator di atas, ada kondisi khusus yang memang perlu mendapat pertolongan medis.

"Anak ada bakat asma, anak demam lalu kejang, sudah merintih sesak, segera bawa ke rumah sakit," imbuhnya.



(els/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER