Jakarta, CNN Indonesia --
Lagi mood makan apa hari ini? Atau lebih pilih makan sambil melipir sejenak ke pinggir kota Jakarta buat liburan sambil makan enak?
Kalau kamu tipe orang yang suka gunung dan dataran tinggi, Puncak mungkin bisa jadi pilihan tepat buat healing sejenak. Bukan cuma gemblong, jagung bakar, dan makanan nusantara yang bisa jadi pilihan kalau ke Puncak.
Soeasana Restaurant yang baru buka di Puncak, tepatnya di hotel Novus Giri Resort Puncak bisa jadi cara menikmati kuliner enak sekaligus pemandangan yang menenangkan mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaca dari nama restoran yang memakai ejaan lama, restoran ini menghidangkan aneka makanan Indonesia. Chef Muljadi Tantra, Executive chef di restoran ini mengklaim bahwa mereka mengusung tema kuliner Nusantara Haute Cuisine.
"Idenya dari haute cuisine tapi untuk masakan Indonesia. Konsep sebenarnya adalah ingin mengangkat kembali makanan asli Indonesia yang sudah lama tak terdengar dan hanya ada di acara tertentu, misalnya upacara dan hajatan," katanya.
Dia mengklaim, berbeda dengan restoran lainnya, dia memadukan teknik memasak ala barat dengan kuliner asli Indonesia.
 Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Makanan di Soeasana Restoran |
"Saya basicnya di makanan western, tapi ternyata teknik memasak western ini juga bisa diaplikasikan ke makanan Indonesia dan tetap jadi makanan Indonesia. Misalnya cara ada betutu sekam padi, pake tajin. utk menyingkat waktu masak tp kualitas ttp sama."
Ada beragam makanan unik dan asli Indonesia yang disajikan di restoran ini. Diungkapkannya sampai saat ini ada sekitar 25 menu makanan yang dihadirkan. Beberapa yang unik adalah pa'piong sapi dari Toraja, botok ikan daun mengkudu dari suku Dayak, kambing guling, cumi 'telur' ala Padang, sampai yang khas di sini, sate maranggi.
Pa' piong sapi mungkin jadi salah satu makanan khas yang paling menarik perhatian. Sekilas terlihat seperti ikan patin dalam bambu karena disajikan di dalam bilah bambu yang dibakar. Namun bagian dalam bambu ini bukanlah ikan, melainkan daging sapi yang dibumbui dengan aneka bumbu khas Toraja.
Kuliner khas Toraja ini biasanya disajikan saat upacara adat masyrakat setempat. Biasanya pa'piong diolah dengan menggunakan daging babi atau ayam, namun di restoran ini menggantikannya dengan daging yang empuk.
Salah satu bahan khas yang dipakai di sini adalah campuran daun miana yang berwarna ungu di dalam makanannya.
Selain pa'piong, botok ikan daun mengkudu juga terlihat unik. Hidangan ini merupakan hidangan asli Suku Dayak. Mereka membuatnya dengan menggunakan ikan yang dicampur dengan daun mengkudu. Daun mengkudu ini akan membungkus daging ikan dan membuatnya jadi semakin lembut.
Tak perlu khawatir kalau daun mengkudu akan membuat makanannya atau beraroma seperti buah mengkudu yang tak sedap. Sebenarnya daun mengkudu sendiri tidak memiliki rasa yang khas. Artinya daun mengkudu tak punya rasa dan aroma yang aneh saat akan diolah dan dijadikan campuran masakan.
Teksturnya mirip dengan daun singkong hanya saja sedikit lebih tebal. Namun tenang saja tak terasa pahit ataupun alot. Ini akan melengkapi tekstur ikan yang lebih lembut. Citarasanya yang lebih kuat terasa pada bagian kuah kuningnya yang mirip kari.
Selain itu, hidangan lain yang juga tak boleh dilewatkan adalah sate maranggi, cumi telur, dan rendang.
 Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Makanan di Soeasana Restoran |
Muljadi mengungkapkan bahwa sate maranggi ini berbeda dengan restoran lainnya. Dia menggunakan minyak bebek untuk membuat rasa satenya lebih gurih dan smokey. Dia juga memberikan 3 macam saus untuk pelengkapnya.
Rendang juga terasa berbeda dengan tekstur daging yang lebih empuk lantaran dimasak dengan sous vide. Sedangkan bagi penggemar seafood, cumi padang tak boleh lolos. Untuk membuatnya lebih 'gemuk' dan kenyal, Muljadi menambahkan bahan spesial di dalamnya, yaitu lidah buaya.
Sekarang giliran makan enak buat anak pantai. Buat kamu yang doyan ke pantai, sekarang ini PIK bisa banget jadi pilihan healing sekejap saat weekend.
Selain melihat pantai dan atmosfer anak muda kekinian yang hype, kamu juga bisa menikmati berbagai makanan yang enak. Jika lagi mood makan amakanan italia, Cibo Cafe Italiano adalah restoran yang tak bisa dilupakan.
Sebenarnya, Cibo bukanlah restoran baru. Restoran ini bahkan sudah terkenal lebih dulu di Bali. Digawangi oleh chef asli Italia, Diego Martinelli, dia membawa berbagai makanan asli Italia yang khas dari kota asalnya, Bologna.
Dalam bahasa Italia, Cibo berarti makanan. Hanya saja dia tak sekadar membawa pasta atau pizza, hidangan Italia yang populer di dunia. Diego memperkenalkan berbagai kuliner Italia asli yang belum banyak dikenal.
Diakuinya, berbagai makanan asli Italia ini punya pangsa pasar yang berbeda antara Jakarta dan Bali.
"Di Jakarta itu orangnya dinamis, modern, gesit, dan profesional. Namun soal makanan, mereka cenderung ingin menikmati apa yang mereka tahu tentang makanan itu, sekalipun makanan yang asli tidak begitu. Jadi terkadang ada anggapan yang salah tentang makanan Italia tapi dianggap benar. Misalnya aglio olio mereka minta yang pakai udang dan seafood, tapi di negara asalnya, tidak ada itu. Pelanggan di sini bingung kok nggak ada udangnya, tapi ya selama kami masih bisa mengakomodasi kami bisa sesuaikan. Kalau sudah aneh banget, biasanya kami tolak," kata Diego.
"Karena buat kami, selain makanan, juga harus ada edukasi yang tepat tentang makanan. Ini yang buat banyak orang sulit diterima."
 Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Makanan di Cibo Italian Restaurant |
Berbeda dengan di Bali, Diego mengatakan bahwa orang-orang di Bali jauh lebih terbuka dan mudah 'ditebak' makanan favoritnya.
"Mereka lebih mencari yang autentik," ucapnya.
Beberapa hidangan yang dihadirkan Diego di Jakarta antara lain Mortadella, Beef Bresaola, Prosciutto Crudo, Vitello Tonnato, Caesar Salad, dry age beef, Artisanal Focaccia, Bruschetta, dan lainnya.
Sebagai spesialisasinya, Diego menyebut bahwa Cold Cut adalah salah satu menu yang wajib dipesan.
Homemade porcheta adalah makanan yang bisa jadi pembuka dengan cara yang menyegarkan. Porcheta ini dibuat dengan menambahkan selai apel ke atas bacon dan juga fennel oil.
Jika kamu masih tertarik pasta, tagliatelle alla carbonara sauce bisa memuaskan keinginan kamu untuk makan pasta yang creamy. Saus carbonara yang putih dan terlihat sedikit kental ini sempat membuat khawatir lantaran rasa yang bisa jadi terlalu magteh alias bikin eneg, namun nyatanya rasa sausnya lebih gurih dengan tingkat kekentalan yang lebih light. Yang pasti rasa gurih dan asinnya sesuai dengan lidah Indonesia yang biasanya tak gemar dengan makanan yang terlalu hambar atau asam.
"Ada juga pelanggan yang tanya ada saus sambal atau tidak. Kalau itu saya tidak bisa berikan karena akan merusak rasa makanan," katanya.
"Sebagai gantinya, saya membuat sendiri chili, tapi jangan sebut sambal, yang memang dipakai di Italia untuk beberapa makanan."
Sekilas memang mirip dengan sambal, tapi semuanya dihaluskan dan rasanya sedikit segar dan gurih namun tak terlalu pedas.
 Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Makanan di Cibo Italian Restaurant |
Di sini, sambil menyantap dan menggulung pasta, kamu juga bisa melihat para chef membuat pastanya sendiri. Diungkapkannya, pasta di Cibo semuanya merupakan pasta homemade dan termasuk jenis pasta telur (dibuat dengan tambahan telur). Kamu bakal bisa melihat helaian pasta yang sudah dibentuk dan dipotong ini digantung agar tak menempel satu sama lain.
Selain pasta homemade, Cibo juga membuat dry aged meat mereka sendiri. Daging-daging ini disimpan di lemari es khusus yang bisa dilihat semua pelanggan. Daging-daging inilah yang kemudian bisa diolah menjadi berbagai hidangan di restoran, termasuk dry aged steak.
Salah satu keunggulan dry aged steak adalah teksturnya yang lembut dan juicy karena kelembapannya terkunci sempurna di bagian tengah dagingnya.
Jika sudah puas menikmati beragam hidangan Italia, jangan lupakan juga dessert terkenal, tiramisu dan secangkir kopi Italia yang bakal bikin kamu kembali bersemangat.