Kuliner Ekstrem di Indonesia dan Rasa yang Tak Disangka-sangka

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 11 Jun 2023 12:16 WIB
Bukan cuma Thailand, Indonesia juga punya sajian kuliner ekstrem. Budaya kuliner ekstrem ini bahkan dipercaya telah eksis di Indonesia sebelum abad ke-13.
Ilustrasi. Bukan cuma Thailand, Indonesia juga punya sajian kuliner ekstrem. (iStockphoto/Boyloso)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bara api mulai menyala di salah satu warung tenda yang ada di Pasar Lama Tangerang, Banten. Tepat pukul 16.00 WIB, Aat--bukan nama sebenarnya--dan dua orang pegawainya mulai merapikan dagangannya.

Ada yang sibuk merapikan meja, menyusun alat makan, hingga sibuk menghitung pesanan. Aat juga tak kalah sibuk.

Dia sudah siap dengan bara api dan bumbu sate yang diracik sendiri. Beberapa pembeli mulai masuk, memesan, dan menunggu hidangan disajikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekilas, warung tenda milik Aat tampak biasa-biasa saja, seperti warung tenda makan lainnya di Pasar Lama Tangerang. Tapi jika diperhatikan, menu jualan Aat ini yang bikin beda. Bukan sate ayam atau kambing, melainkan sate ular hingga biawak.

Terdengar mengerikan, aneh, dan tak biasa. Tapi inilah yang dijual Aat sejak lama. Bahkan, setiap hari daging-daging yang dijajakan itu pasti ludes diborong pembeli.

"Ya biasa, kalau sudah agak malam nanti makin ramai," kata Aat saat ditemui CNNIndonesia.com awal Juni ini. Tangannya mulai sibuk mengolah daging ular, meracik dengan bumbu rahasia miliknya agar rasanya makin 'maknyus'.

Aat sudah lama berjualan kuliner ekstrem. Penikmatnya pun beragam. Ada yang datang untuk berobat, ada yang datang karena penasaran, tapi tak sedikit juga yang datang karena memang doyan.

"Awalnya ada juga yang coba-coba penasaran sama rasanya. Eh, malah jadi pelanggan," kata Aat.

Makanan yang dijual Aat mungkin berbeda dengan makanan orang Indonesia pada umumnya. Beberapa orang bahkan menganggap apa yang dijual Aat menjijikkan dan mengerikan. Tak sedikit juga yang menilai jualan Aat tak sejalan dengan norma yang berkembang di tengah masyarakat.

Meski begitu, nyatanya dagangan Aat laku keras. Omsetnya pun lumayan. Beberapa kali dalam sehari bahkan bisa sampai belasan juta.

"Ya, banyak yang bilang jijik, jorok, enggak mungkin laku, toh. Tapi banyak yang beli, banyak pelanggan saya," kata Aat.

masakan kalajengkingIlustrasi. Makanan ekstrem biasanya merujuk pada makanan-makanan yang tak lazim disantap orang kebanyakan. (iStockphoto/joka2000)

Jagat kuliner mengenal istilah ekstrem. Biasanya, istilah ini merujuk pada makanan-makanan yang tak lazim atau menantang untuk disantap.

Lazim sendiri bisa merujuk pada sesuatu yang telah menjadi kebiasaan. Jika sudah bicara soal kebiasaan, maka semua tak bisa disamaratakan. Apa yang dianggap tak lazim di satu wilayah, bisa jadi sesuatu yang lazim di wilayah lainnya.

Misalnya di Indonesia, daging unggas, sapi, dan kambing dianggap lazim. Tapi barangkali tidak dengan daging-daging yang diambil dari hewan lainnya, sebagaimana yang dijajakan di warung tenda milik Aat.

Soal lazim dan tak lazim ini pula yang dialami salah satu penikmat makanan ekstrem, Audrey Santoso (31). Sebelum menjadi penikmat, sama seperti kebanyakan orang lainnya, Audrey merasa tak lazim menjadikan daging ular atau biawak sebagai sesuatu yang disantap. Rasa takut juga sempat membuatnya ogah mencoba makanan ekstrem.

Tapi, rasa penasaran lah yang kemudian mendorong Audrey untuk berani mencobanya. Makanan ekstrem yang pertama dicobanya adalah ular kobra yang tak sengaja dilihatnya di pinggir jalan. Tak disangka-sangka, ternyata rasanya enak.

"[Saya] coba lah beli. Ternyata enak. Waktu itu makan ular kobra," ujar Audrey berbagi kisahnya pada CNNIndonesia.com.

Selama ini, Audrey hanya tahu bahwa kuliner ekstrem hanya ada di negara-negara Asia lainnya seperti Thailand dan China. Yang tak terlalu jauh, kuliner ekstrem berserakan di Pasar Tomohon, Manado, Sulawesi Utara. Tapi ternyata di Tangerang, Banten--yang tak jauh dari Jakarta--juga ada.

"Rasanya, tuh, aduh gimana ya. Ada gurih, agak amis," ujar Audrey mencoba mengingat rasa daging ular yang dicecapnya. Audrey mengibaratkan rasa daging ular sama seperti ikan, namun dengan cita rasa yang lebih gurih.

Simak sejarah kuliner ekstrem di Indonesia di halaman selanjutnya..

Sejarah kuliner ekstrem di Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER