vivo Indonesia bergabung dalam program Mbinudita Water Connections yang digagas organisasi non-profit Kawan Baik, yang bertujuan mempermudah akses air bagi warga di Desa Mbinudita, sebuah kawasan 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) di pegunungan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
PR Manager vivo Indonesia, Alexa Tiara mengatakan, selain menyediakan akses air bersih, kolaborasi ini juga memastikan seluruh elemen yang terlibat selaras dengan tujuan SDGs perusahaan.
"vivo melihat Kawan Baik sebagai mitra yang kredibel yang berfokus pada pengembangan masyarakat yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama di daerah 3T di Indonesia dengan mengedepankan prinsip-prinsip SDGs, serta partisipasi masyarakat yang aktif," kata Alexa.
Penduduk Desa Mbinudita yang berjumlah 1.021 orang hanya dapat mengonsumsi kurang dari 10 liter air per hari, di mana air juga dibutuhkan untuk berbagai keperluan, termasuk berkebun, mengairi sawah, dan peternakan.
Melalui Mbinudita Water Connections, vivo melihat kesempatan untuk membantu memberantas masalah kemiskinan (eradicate poverty) yang merupakan tujuan utama dari SDGs, mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan yang baik sebagai tujuan ketiga SDGs, penyediaan air bersih dan sanitasi sebagai tujuan keenam, dan upaya mencapai tujuan tersebut melalui kemitraan yang dimiliki sekarang sebagai tujuan ke-17.
"Hal tersebut sejalan dengan salah satu visi vivo untuk terus berkomitmen menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan," lanjut Alexa.
![]() |
Pada program Mbinudita Water Connections, vivo dan Kawan Baik juga melibatkan masyarakat setempat dalam pelatihan, pembangunan fasilitas air, serta pembentukan sebuah komite dengan mengedepankan prinsip kerja sama sebagai kunci untuk program yang berkelanjutan.
Dengan keterlibatan para pemangku kepentingan dan masyarakat, program Mbinudita Water Connections dapat menghasilkan dampak berkelanjutan. Kerja sama ini memungkinkan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan memelihara proyek akses air bersih sebagai dampak jangka panjang.
Program Manager Kawan Baik Indonesia, Novi Tri Mujahidin yang dipanggil Gogon memaparkan, organisasi Kawan Baik secara aktif selalu melibatkan komunitas setempat. Kawan Baik pun tak lupa memberi pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup warga.
"Misalnya, pelatihan kesehatan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan agar komunitas dapat mengimplementasikan praktik-praktik tersebut secara berkelanjutan," kata Gogon.
![]() |
Sementara saat menghadapi tantangan seperti ketidakakuratan perencanaan maupun situasi lapangan yang tak sesuai rencana, Gogon menegaskan bahwa Kawan Baik akan mengedepankan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap alternatif rencana dengan tetap menghormati budaya dan tradisi lokal melalui komunikasi dengan masyarakat setempat.
Seorang warga Desa Mbinudita yang bekerja sebagai guru, Yusmira D. Anawulang, menyampaikan syukur atas program Mbinudita Water Connections. Selama ini, kata Mira, banyak siswa mengalami masalah kesehatan.
Mira mengaku, warga Desa Mbinudita juga memperoleh pengetahuan serta keterampilan terkait pengelolaan fasilitas air bersih secara berkelanjutan, termasuk cara menjaga kualitas air, penggunaan air yang efisien, dan sanitasi yang baik.
"Keberadaan akses air bersih yang memadai di Desa Mbinudita memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari penduduk. Kini, warga tidak perlu mengirit air untuk minum dan mandi. Kami dapat meningkatkan kebersihan diri, rumah, dan lingkungan dengan lebih baik, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat," papar Mira.
Alexa berharap, pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari kolaborasi vivo dan Kawan Baik akan mendongkrak rasa percaya diri dan tanggung jawab warga untuk mengelola sumber daya air dengan baik.
"Masyarakat (Desa Mbinudita) merasa memiliki peran aktif dalam menjaga keberlanjutan proyek ini dan merencanakan masa depan yang lebih baik," kata Alexa.
(adv/adv)