'Tumbuh' bersama kebaya, desainer Toton Januar ingin menuangkan kenangannya akan kebaya dalam pertunjukan tunggal untuk koleksi bertajuk 'Ingatan'.
Mendengar 'kebaya', orang merujuk pada busana lawas dan formal. Memang benar demikian. Kebaya sudah dikenakan sejak lama dan kini banyak ditemukan dalam kesempatan formal. Hanya saja, Toton ingat betul saat kebaya mewarnai masa kecilnya dalam kesempatan apa pun.
"Saya telusur, berpikir selama bertahun-tahun, kebaya memang jadi salah satu unsur, potong busana yang jadi kesayangan, sangat personal buat saya. Almarhumah ibu saya sering pakai kebaya. Eyang putri di rumah pakai kebaya," ujar Toton dalam konferensi pers jelang peragaan busana Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah jenama TOTON, Toton memamerkan 45 look busana di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan dalam rangkaian acara Mulia-in-Fashion 2023. Nyaris tak ada kesan lawas dan formal dalam koleksi ini. Toton seperti menawarkan sesuatu yang segar dan terinspirasi dari siluet kebaya.
Lihat Juga : |
Kesegaran awal terletak pada pemilihan warna. Ia memang bermain dengan warna-warna natural seperti skin tone, hitam, keemasan, cokelat. Namun warna-warna ini berpadu apik dengan warna cerah seperti pink, ungu, dan seafoam green atau aquamarine.
Kemudian potongan busana tak melulu fit body tapi ada juga yang longgar. Siluet-siluet yang dihadirkan cukup beragam mulai dari cropped top, vest, blus, luaran, blus berkancing dengan lengan bat wing atau lengan lonceng, celana panjang.
Unsur-unsur khas kebaya masih bisa ditemukan dalam koleksi ini. Toton mengambil unsur kebaya berupa bukaan depan pada atasan, kancing berjajar, juga bentuk kebaya kutubaru. Pun yang menarik, Toton seperti mengawinkan kebaya dan korset khas Eropa di mana ia menonjolkan area dada.
Kesan segar dan muda tercermin dalam pemilihan material. Bahan-bahan yang dipakai dalam koleksinya 90 persen dari bahan yang sudah ada seperti renda, lace dari gorden dan tablecloth. Kemudian pemanfaatan limbah denim sehingga ada look busana yang didominasi patchwork.
Dengan material seperti ini, Toton jadi leluasa bermain dengan layer. Lapis-demi lapis bahan dipadukan tapi tidak menimbulkan kesan 'lebay' atau 'berat'. Dia pun masih memberikan elemen detail pada busana seperti detail bunga-bunga yang menonjol dan selendang.
Lewat koleksi ini, Toton mengatakan dirinya ingin memberikan tawaran buat perempuan Indonesia dalam berkebaya.
"Kebaya itu bisa diolah seperti apa? Saya enggak mau sebut ini koleksi kebaya. Ini kontemporer dengan titik utamanya kebaya," katanya.
Karena memang bertajuk 'Ingatan', koleksi seperti menggambarkan ingatan Toton akan unsur-unsur khas kebaya. Anda tidak akan menemukan kebaya klasik di sini. Memang ada satu dua busana yang langsung dikenali sebagai kebaya tapi sudah diracik lebih modern.
![]() Sejumlah model memperagakan busana karya desainer Toton Januar di Golden Ballroom, Mulia Hotel Senayan, Jakarta, Kamis(20/07/2023). (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim) |
Pertunjukan mengambil setting pedesaan dengan dekorasi rumput ilalang di catwalk dan gambaran suasana desa di latar. Ramuan musik dari Rani Jambak tak lagi membuat suasana syahdu tapi rasanya seperti menggambarkan seruan perempuan-perempuan Indonesia di tengah modernisasi.
Ada tuntutan untuk tetap berpegang pada tradisi sekaligus tuntutan untuk bergerak selaras perubahan zaman. Para peraga berjalan cepat, kontras dengan latar pedesaan yang permai. Lewat koleksinya, Toton mungkin ingin memberikan jalan tengah buat perempuan Indonesia bahwa kecepatan perubahan dan modernisasi tak akan melunturkan budaya termasuk kebaya.
(els/chs)