SECRET AT NEWSROOM

Bisakah Rasa Bersalah Pelaku Pasca-Perselingkuhan Pulihkan Masalah?

CNN Indonesia
Minggu, 23 Jul 2023 23:57 WIB
Ilustrasi. Rasa bersalah yang dialami pelaku tak serta merta memulihkan masalah yang muncul akibat perselingkuhan. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perselingkuhan tak cuma berdampak pada korban, tapi juga pada pelaku. Salah satunya melalui rasa bersalah yang dialami pelaku.

Konselor pernikahan Deny Hen mengatakan bahwa rasa bersalah memang bisa dialami oleh pelaku perselingkuhan, utamanya pada mereka yang ingin 'bertobat'.

"Bagi pelaku yang ingin berubah, itu memang rasa bersalahnya sangat besar sekali," ujar Deny dalam siaran diskusi Secret at Newsroom CNNIndonesia.com, Jumat (21/7).

Rasa bersalah itu pula yang dialami seorang pria pelaku perselingkuhan (33). Baginya, menghilangkan rasa bersalah lebih sulit daripada berhenti untuk berselingkuh.

"Ternyata berat banget rasa feeling guilty-nya. Rasa feeling guilty ke anak dan ke istri," ujarnya dalam siaran yang sama.

Akibatnya, kini setelah dirinya memutuskan untuk memperbaiki diri dan berhenti berselingkuh, segala hidupnya diberikan untuk anak dan pasangan.

Pertanyaannya, bisakah rasa bersalah seperti yang dialami pelaku memperbaiki keadaan?

Psikolog Veronica Adesla pada dasarnya mengapresiasi rasa bersalah yang menginisiasi perubahan untuk menjadi lebih baik, sebagaimana yang dialami pelaku. Namun, menjalani hubungan yang didasarkan pada rasa bersalah dianggap kurang tepat, apalagi untuk jangka panjang.

"Karena dia [pelaku perselingkuhan] melakukan itu bukan berdasarkan happiness, tapi atas dasar guilty," ujar Veronica.

Alih-alih mengandalkan rasa bersalah, yang seharusnya dibangun pasca-perselingkuhan adalah hubungan yang sehat antara pasangan. Keterbukaan menjadi kata kunci utama untuk membangun hubungan yang sehat.

"Kita boleh mengungkapkan apa pun tanpa kita perlu merasa takut. Jadi, itu [keterbukaan] yang perlu dibangun," ujar Veronica.

Ilustrasi. Yang harus dibangun pasangan pasca-perselingkuhan adalah hubungan yang sehat. (iStock/whyframestudio)

Selain itu, Veronica juga mengingatkan pentingnya apresiasi yang diberikan korban pada pelaku yang berusaha dan berkomitmen memperbaiki diri. 

Tanpa adanya apresiasi atas upaya yang dilakukan pasangan, lanjut Veronica, masalah akan terus berlanjut. Bukan tak mungkin perpisahan jadi solusi terakhir.

"Misalnya, [korban] tidak pernah melihat ada perubahan-perubahan kecil yang dilakukan pasangan [pelaku]. Tidak memberikan apresiasi," ujar Veronica.

Pemberian apresiasi dan rasa kasih sayang menjadi bentuk komitmen dari seseorang yang mau memberikan kesempatan kedua untuk pasangannya yang berselingkuh.

"Yang harus dilakukan pasangan untuk memberikan kesempatan kedua adalah membangun komitmen ini. Saling mengapresiasi, memberikan penghargaan dan rasa kasih sayang," ujar Veronica.

(asr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK