REVIEW KULINER

Rasa Sepiring Melayu di Sudut Tersembunyi Bandung

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2023 18:00 WIB
Kalamula, yang lokasinya tersembunyi di salah satu sudut kawasan Dago, Bandung, menyajikan beragam sajian khas Melayu.
Sajian nasi ayam cincalok dan roti telur srikaya ala Melayu di Kalamula, Bandung. (CNN Indonesia/Asri Wuni Wulandari)

Belum selesai sampai di sini, Kalamula juga menawarkan hidangan makanan berat bagi Anda yang kelaparan. Meski tak semua, namun banyak hidangan di Kalamula hadir dengan potongan ayam tepung. Kehadiran ayam tepung dalam sajian Melayu yang dihadirkan sedikit banyak bikin dahi saya berkerut dan bertanya-tanya.

"Di sananya memang banyak juga yang memadukan dengan ayam tepung, termasuk juga sajian kari," ujar Ilham.

Ayam tepung ini sebenarnya berkiblat dari ayam goreng bawang yang menjadi salah satu sajian khas Batam, Kepri. Di daerah asalnya, ayam yang dibalut dengan tepung bercampur bawang putih ini populer di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain itu juga [kehadiran ayam tepung] sebenarnya menyesuaikan dengan lidah masyarakat di sini," ujar Ilham.

Sekilas, sajian ini tampak seperti ayam goreng tepung biasa. Namun saat digigit, rasa gurih dari bawang putih menempel di lidah. Suara krauk krauk tepung juga terdengar saat ayam digigit, meski memang tak se-crispy ayam goreng tepung yang biasa disajikan di restoran cepat saji.

Ayam goreng tepung di Kalamula dihadirkan dalam beberapa sajian. Salah satunya adalah nasi ayam cincalok yang saya coba kala itu. Cincalok sendiri merupakan fermentasi ebi yang populer di tengah masyarakat Melayu. Di daerah asalnya, fermentasi cincalok dinyatakan berhasil jika menghasilkan rasa asam yang menonjol.

Cincalok bisa disajikan sendiri sebagai makanan atau juga sebagai bumbu. Kalamula menjadikan cincalok sebagai bumbu pedas asam manis yang bikin lidah bergoyang.

Dalam sajian ini, ayam goreng tepung diguyur dengan saus cincalok. Ayam cincalok disajikan bersama nasi gurih dan beberapa iris mentimun sebagai pelengkap. Sajian ini dibanderol dengan harga Rp32 ribu saja.

Namun, beda cincalok di daerah asalnya, beda pula di Kalamula. Saus cincalok ala Kalamula tidak menggunakan fermentasi ebi untuk penghasil rasa asam. Alih-alih fermentasi ebi, Kalamula menggunakan asam gelugur sebagai pengganti rasa asam.

"Awalnya memang pakai ebi. Tapi, kayaknya mulut orang sini kurang ramah dengan rasa itu. Akhirnya kami ganti pakai asam gelugur," ujar Ilham.

Hasilnya, asam gelugur tampaknya berhasil menghasilkan rasa asam seperti pada saus cincalok versi asli. Rasa asam manis itu pula yang terasa dominan dalam sajian nasi ayam cincalok, sedikit menutupi rasa pedas yang tak terlalu kentara.

Sajian dan suasana di Kalamula, Bandung.Suasana di kedai masakan Melayu, Kalamula di Bandung, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Asri Wuni Wulandari)

Konsep sajian ala Melayu yang diusung Kalamula bukan hadir tanpa alasan. Sajian ala Melayu ini setidaknya diharapkan bisa menambah preferensi masyarakat menyoal cita rasa di tengah menjamurnya kedai kopi dengan menu yang hampir seragam.

"Sekarang banyak kedai kopi, tapi menu pendamping atau makanannya pasti seragam. Misalnya, katsu. Kami hadir di situ, kami mencoba ngasih substitusi preferensi rasa," ujar Ilham.

Di luar kedai yang jadi tempat kongko kawula muda Bandung dan sekitarnya, Kalamula juga aktif memperkenalkan sajian-sajian khas Melayu ke tengah masyarakat. Salah satunya lewat program Safari Rasa Kalamula yang sempat berlangsung beberapa waktu lalu.

Bekerja sama dengan rekan peneliti di Siak, Malaysia, Kalamula berkeliling ke beberapa kota di Indonesia memperkenalkan khazanah kuliner di Kerajaan Siak.

"Kalau kita cuma baca-baca [hasil penelitian], kan, susah ya buat dirasain. Nah, ini kita coba sebarkan secara langsung lewat makanan," ujar Ilham.

Tak ada salahnya mencoba makan dan ngopi di Kalamula. Lagi pula, apa kamu tidak bosan dengan menu kedai yang itu-itu saja?

(asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER