Bahkan kata Arnold, konsep slow living ini bisa sangat bermanfaat bagi orang-orang dengan sumber daya ekonomi terbatas. Sebab dapat membantu mengurangi tekanan kehidupan sehari-hari dan menghargai momen-momen sederhana yang dapat memberikan kebahagiaan.
"Slow living bukan tentang kekayaan materi, tetapi lebih tentang pengalaman hidup dengan penuh kesadaran (mindful), menghargai waktu, dan menjalani hidup yang lebih sederhana.," kata dia.
Setiap orang bisa mengadopsi aspek slow living sesuai dengan situasi dan kemampuan masing-masing. Bukan tentang berapa banyak uang yang dimiliki, melainkan tentang cara mengatur dan menikmati hidup dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lebih jelasnya, Arnold membagikan ciri-ciri hidup slow living yang ternyata bukan cuma untuk orang berduit. Berikut ciri-cirinya:
Orang yang mengadopsislow livingbelajar untuk hidup dalam momen(here and now). Orang-orang ini lebih menghargai waktu yang mereka miliki. Dengan begitu mereka juga tidak terlalu fokus pada kehidupan yang terburu-buru.
Slow livingmendorong untuk mengurangi penggunaan barang dan jasa secara berlebihan. Hal ini bisa berarti memiliki barang yang lebih sedikit namun lebih berkualitas. Merekamenghindari keinginan konsumsi yang berlebihan.
Orang yang menjalanislow livingmenghargai hal-hal sederhana dalam hidup. Mereka mungkin lebih menyukai kualitas waktu bersama keluarga atau teman daripada mengejar kesibukan yang tidak perlu.
Slow livingmengajak untuk mengambil waktu merenung, bersantai, dan merawat diri sendiri. Hal ini bisa berarti melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti membaca, berjalan-jalan di alam, atau bermeditasi.
(tst/wiw)