Studi Temukan Cara Ampuh Setop Kebiasaan Gigit Kuku

CNN Indonesia
Jumat, 25 Agu 2023 15:30 WIB
Ilustrasi. Sebuah solusi anyar ditemukan efektif dalam menghilangkan kebiasaan gulit kuku atau gangguan BFRB lainnya. (iStockphoto/AaronAmat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian orang tanpa sadar kerap memiliki kebiasaan aneh seperti menggigit kuku, mencabuti kulit, hingga menarik rambut. Kebiasaan-kebiasaan ini sering kali menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan.

Untungnya, sebuah solusi baru terbukti membantu 53 persen partisipan dalam penelitian yang bertujuan untuk mengurangi perilaku berulang yang berfokus pada tubuh (body-focused repetitive behavior/BFRB), seperti menggigit kuku, menarik rambut, dan mencabuti kulit.

Menurut studi yang diterbitkan pada Rabu (19/7) di JAMA Dermatology, strategi ini melibatkan sentuhan lembut pada kulit seperti dengan menggosokkan ujung jari secara perlahan atau menggosok telapak tangan setidaknya dua kali sehari.

Dilansir dari New York Post, TLC Foundation for Body-Focused Repetitive Behaviors melaporkan sekitar 5 persen dari populasi global memiliki perilaku ini. Perilaku ini dapat menyebabkan koreng, bekas luka, dan bintik-bintik botak.

Sebanyak 268 orang yang memiliki trikotilomania ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Trikotilomania sendiri merupakan kondisi reaksi seseorang terhadap stres dengan mencabut rambut atau menggigit kuku.

Mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Satu kelompok ditugaskan untuk melakukan penggantian kebiasaan, sementara kelompok lainnya diberitahu bahwa mereka masuk dalam daftar tunggu untuk mendapatkan pengobatan. Kelompok yang terakhir ini dilatih tentang penggantian kebiasaan pada akhir penelitian.

Sekitar 80 persen mengatakan bahwa mereka puas dengan pelatihan untuk intervensi mandiri, sementara 86 persen akan merekomendasikannya kepada orang lain.

"Aturannya hanya menyentuh tubuh Anda dengan ringan," kata ketua penulis studi, Steffen Moritz, kepala kelompok kerja neuropsikologi klinis di University Medical Center Hamburg-Eppendorf di Jerman.

"Jika Anda sedang stres, Anda mungkin melakukan gerakan lebih cepat, tapi tidak dengan tekanan yang lebih besar."

Para penulis studi mencatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan. Namun mereka berharap metode ini dapat bergabung dengan teknik yang telah diuji untuk BFRB.

Teknik yang disebut ini termasuk decoupling. Teknik ini dilakukan dengan melakukan kebiasaan yang dimaksud, tapi kemudian mengubahnya pada menit-menit terakhir.

Misalnya, para penggigit kuku diminta untuk meletakkan jari-jari mereka ke arah mulut sebelum mengarahkannya ke telinga, hidung, atau titik lain yang jauh dari mulut.

"Menurut saya, sepertiga hingga setengah dari pasien dengan BFRB mendapat manfaat dari decoupling, tetapi sisanya tidak," kata Moritz.

"Jadi, idenya adalah untuk menemukan teknik lain yang mungkin lebih cocok untuk pasien yang tidak merespons [teknik ini]."

(del/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK