Kualitas udara terbilang buruk akibat polusi. Ada beragam jenis polusi udara di sekitar Anda yang bisa berdampak pada kesehatan.
Dokter spesialis paru Feni Fitriani Taufik menjelaskan, jenis polusi udara dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni polutan primer dan sekunder, polutan dalam dan luar ruangan, serta polutan gas dan partikel.
Polutan adalah bahan atau zat pencemar. Polutan udara berarti bahan atau zat pencemar udara dan bisa mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa jenis polusi udara yang ada di sekitar manusia. Berikut di antaranya.
Polutan primer adalah polutan yang dilepaskan langsung ke atmosfer. Sementara polutan sekunder adalah polutan yang terbentuk di udara akibat dari reaksi kimia dengan polutan lain.
"Polutan primer berada di sekitar kita, ada letusan gunung api, asap pabrik, asap kendaraan, pembakaran sampah di perumahan, pertanian. Kalau dia bereaksi lagi [dengan polutan lain], jadi polutan sekunder," jelas Feni dalam webinar bersama RSUP Persahabatan, Rabu (23/8).
Polutan juga terbagi menjadi polutan dalam dan luar ruang. Polutan dalam ruangan misalnya, asap dari aktivitas memasak, asap pembakaran, penggunaan pemanas, asap rokok, dan agen biologis atau jasad renik di dalam ruangan.
Sementara contoh polutan luar ruang di antaranya asap pabrik atau industri, asap kendaraan, dan aktivitas pertanian.
![]() |
Jika dilihat dari bentuknya, polutan bisa dibagi jadi dua, yakni polutan gas dan partikel. Polutan gas seperti SO2 (sulfur diokasida), NOx (nitrogen oksida), ozon, CO2 (karbon dioksida) dan komponen organik volatil (senyawa kimia yang terpancar dari padatan atau cairan).
Sementara polutan berbentuk partikel terdiri dari PM 10 (partikel berukuran 10 mikrometer), PM 2,5 (partikel halus berukuran 2,5 mikrometer), dan PM 0,1 (partikel sangat halus berukuran 0,1 mikrometer).
Dalam banyak riset, polusi udara berhubungan dengan sejumlah masalah kesehatan. Feni membedah tipe polutan dan dampaknya.
Gas seperti SO2, NOx dan ozon termasuk gas yang bisa memicu iritasi. Kemudian seperti halnya gas iritan, partikel juga memicu iritasi, peradangan sistemik, efek karsinogen, dan kerusakan saraf.
Paparan polutan gas dan partikel akan menimbulkan dampak kesehatan jangka pendek seperti:
- mata merah dan berair,
- hidung gatal, berair, dan tersumbat,
- pada saluran napas akan menyebabkan sakit tenggorokan, batuk dan gatal tenggorokan,
- jika masuk saluran napas bawah akan memicu sesak napas, batuk berdahak sampai ISPA,
- sesak napas akibat kekurangan oksigen, ini disebabkan gas CO2 dan CO,
- peningkatan kasus serangan jantung,
- risiko keracunan gas,
- peningkatan kunjungan ke IGD akibat masalah respirasi.
Kemudian dalam jangka panjang, pajanan polusi udara akan mengakibatkan:
- penurunan fungsi paru,
- muncul reaksi alergi,
- asma,
- penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
- penyakit jantung dan pembuluh darah,
- kanker.