Stunting masih terus jadi permasalahan gizi utama yang ada di Indonesia. Pemberian ASI eksklusif dianggap dapat membantu mencegah stunting.
Pada dasarnya, angka stunting di Indonesia mulai mengalami penurunan meski tidak signifikan. Pada tahun 2022, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat angka stunting turun menjadi 21,6 persen. Sebelumnya, angka stunting tercatat 24,4 persen pada tahun 2021.
Angka ini menandakan bahwa kasus stunting masih terus menghantui Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cara mencegah stunting sebenarnya bisa diupayakan sejak bayi. Misalnya saja melalui pemberian ASI eksklusif.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo pernah mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pada bayi baru lahir memiliki efek signifikan, utamanya untuk mencegah bayi gagal tumbuh alias stunting.
"Ini menunjukkan bahwa upaya enam bulan pertama itu serius sekali untuk betul-betul [memberikan] ASI eksklusif. Ini menjadi satu jawab mengkoreksi kekurangan-kekurangan bayi baru lahir," ujar Hasto, mengutip laman resmi BKKBN.
Sayangnya, berdasarkan data yang ada, lanjut Hasto, rata-rata hanya 65 persen ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan.
Tak cuma itu, berdasarkan data dari UNICEF dan WHO, hanya 41 persen bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan.
Stunting sendiri merupakan kondisi kurang gizi kronis pada bayi. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan fisik anak, pertumbuhan motorik, kapasitas kognitif, dan menyebabkan masalah kesehatan berkepanjangan.
Mengutip laman UNAIR, stunting sendiri berkaitan dengan ketiadaan ASI dalam tahun-tahun pertama kehidupan bayi. Anak yang tidak mendapatkan ASI disebut memiliki perawakan yang lebih pendek dibandingkan mereka yang mendapatkan ASI.
Peran ASI untuk mencegah stunting juga ditemukan dalam sejumlah riset. Salah satu riset menemukan, balita yang tak mendapatkan ASI 1,3 kali lebih mungkin mengalami stunting.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan, balita yang mendapatkan ASI eksklusif berisiko 9,3 kali lebih rendah untuk mengalami stunting.
Dari kesemua riset itu, artinya bahwa pemberian ASI eksklusif efektif dalam menurunkan risiko stunting.
(asr)