Berada di kawasan Desa Wisata Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Taman Wisata Alam Kerandangan menyimpang sejumlah spesies burung yang beberapa di antaranya masuk dalam kategori terancam punah seperti Elang Flores (Nisaetus floris), Celepuk Rinjani (Otus jolandae) dan Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia).
Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi Utara menjadi lokasi birdwatching yang seru dan menarik. Sebab, taman nasional ini menjadi rumah dan tempat berlindung burung langka, seperti Maleo (Macrocephalon maleo) dan Cabak sulawesi (Caprimulgus celebensis).
Hutan Tambrauw di Papua Barat menjadi destinasi birdwatching yang sayang untuk dilewatkan. Hutan ini menjadi salah satu saksi Perang Dunia II ini kita juga bisa melihat burung khas Tanah Papua: Cendrawasih. Tepatnya jenis Cendrawasih raggiana (Paradisaea raggiana). Burung yang populasinya semakin menurun ini memiliki ciri khas bulu warna kuning di atas kepalanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya ada Hutan Puar Lolo, Flores, Nusa Tenggara Timur yang direkomendasikan jadi lokasibirdwatching favorit. Dari hutan Flores Sobat Parekraf bisa melihat Elang flores yang terancam punah. Burung ini mempunyai ciri-ciri bulu luar berwarna cokelat dan kuku berwarna hitam.
Taman Nasional Way Kambas bukan hanya terkenal dengan gajahnya, tapi juga burung-burung liar yang cantik berada di dalamnya sehingga jadi destinasi birdwatching yang unik. Di taman nasional ini terdapat populasi burung endemik, kukuk tanah sumatra. Ciri-ciri burung ini memiliki panjang ekor sekitar 55 cm, dengan kaki hijau dan sayap kombinasi hitam kehijauan.
(wiw)