Terumbu karang adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang patut dijaga. Salah satu cara menjaganya bisa dilakukan lewat penerapan bisnis-bisnis ramah terumbu karang.
Misalnya saja sektor ekowisata perairan dan pesisir laut yang dinilai ampuh dalam menjaga terumbu barang.
"Kita mulai dari yang mudah-mudah saja. Sektor ekowisata salah satunya," ujar Senior Seascapes Program Director Yayasan Konservasi Indonesia Ahmad Baihaki dalam diskusi Secret at Newsroom: Menjaga Biru Laut Nusantara, Jumat (18/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor ekowisata ini termasuk di antaranya pengelolaan homestay atau akomodasi wisata pesisir laut. Pengelola perlu tahu syarat akomodasi yang ramah terumbu karang.
"Salah satunya dengan cara tidak membuang limbah ke lautan," ujar pria yang kerap disapa Aki ini.
Selain itu, Aki juga mencontohkan perlunya pemahaman bagi para operator diving tentang interaksi-interaksi sehat dengan terumbu karang.
Mengembangkan bisnis-bisnis ramah terumbu karang menjadi salah satu bagian dari program TeKSI (Terumbu Karang Sehat Indonesia) yang dimiliki Konservasi Indonesia (KI).
"Jadi enggak cuma menjaga, tapi kami juga harus bisa meningkatkan perekonomian dari wilayah konservasi dan masyarakat di sekitarnya," ujar Aki.
KI bergerak dengan mengidentifikasi usaha-usaha yang ramah terumbu karang serta mencarikan akses permodalan.
Tak cuma itu, KI juga mencoba memperluas skala luasan wilayah pariwisata di daerah tertentu. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan bentang alam kepala burung Papua.
Jika diperhatikan, wisatawan yang datang ke kawasan tersebut hanya menumpuk di satu dua destinasi populer yang berada di sekitar Selat Dampier.
Penumpukan tersebut membuat terumbu karang di sekitarnya semakin tertekan. Padahal, kawasan bentang alam kepala burung Papua sangatlah luas.
![]() |
Sebagai solusi, KI mencoba mencari titik-titik atau potensi wisata lain di kawasan sama yang bisa jadi alternatif bagi para wisatawan.
"Kami bersama pemerintah dan mitra di lapangan melihat bagaimana mengembangkan masterplan tourism di Raja Ampat yang bisa mengurangi tekanan pada terumbu karang," jelas Ketua Yayasan Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany dalam diskusi yang sama.
Hal seperti di atas, lanjut Meizani, bisa jadi salah satu contoh pengembangan bisnis yang bisa mengurangi tekanan pada terumbu karang.
Meizani juga mengingatkan pentingnya untuk menjaga terumbu karang. Pasalnya, lanjut dia, terumbu karang memiliki fungsi yang sangat besar untuk ekosistem maupun keberlanjutan hidup manusia.
"Jadi tolong dijaga terumbu karangnya. Kita benar-benar harus sensitif atas apa yang kita lakukan," ujar Meizani.
(asr)