Kebiasaan merokok membuat kondisi paru-paru jauh berbeda dengan paru-paru yang sehat. Seperti apa beda paru sehat dan paru perokok?
Seorang pria 21 tahun curhat dirinya didiagnosis dua penyakit sekaligus. Viral di media sosial, ia terkena efusi pleura dan tuberkulosis (TBC) buntut dari kebiasaan merokok.
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura atau antara lapisan pleura (pembungkus paru) dan dinding dalam rongga dada. Sementara TBC adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis paru Feni Fitriani Taufik mengatakan, kebiasaan merokok membuat kondisi paru tidak sehat.
"Banyak partikulat meter (PM) masuk, sehingga mengganggu sistem pertahanan," kata Feni dalam webinar bersama RSUP Persahabatan, Rabu (23/8).
Paru, lanjut dia, merupakan organ yang bisa dimasuki semua polutan.
Pada dasarnya, paru-paru punya sistem dan mekanisme pertahanan saat ada polutan yang masuk. Hanya saja, kebiasaan merokok membuat sistem pertahanan jadi kurang optimal. Hal inilah yang membedakan paru sehat dan perokok.
"Satunya [paru sehat] fungsi optimal, satunya [paru perokok] gampang sakit yang disebabkan kuman maupun bakteri," jelas Feni.
Rokok dan TBC mungkin sekilas tidak punya kaitan. Namun, ternyata rokok bisa menyebabkan TBC. Saat sistem pertahanan paru melemah, kuman atau bakteri mudah menginfeksi paru, termasuk bakteri penyebab TBC.
"Ada riset menemukan kebiasaan merokok, risiko TBC meningkat bisa 2-7 kali lipat," katanya.
![]() |
Tak hanya seputar area pernapasan, ternyata dampak buruk merokok bisa sampai pada organ-organ lain.
Rokok akan merusak jantung, pembuluh darah, dan sel darah. Kandungan kimia pada rokok termasuk TAR akan meningkatkan risiko aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah akibat plak).
Selain itu, dikutip dari Medical News Today, merokok meningkatkan risiko peripheral artery disease (PAD). Kondisi terjadi karena menyempitnya arteri dan aliran darah yang terhambat. PAD bisa memicu serangan jantung, stroke, dan penggumpalan darah.
Perempuan yang merokok bisa mengalami masalah kesuburan. Hal ini disebabkan kandungan bahan kimia rokok yang memengaruhi hormon.
Pada laki-laki, kebiasaan merokok bisa mengakibatkan disfungsi ereksi.
Lihat Juga : |
CDC melaporkan, orang yang merokok punya risiko 30-40 persen lebih tinggi mengalami diabetes tipe 2 dibanding yang tidak merokok.
Tubuh perokok mengalami penurunan sistem imun sehingga gampang terkena penyakit. Selain itu, rokok akan memicu peradangan yang juga mengarah pada penyakit.
Perokok punya risiko dua kali lipat terkena penyakit gusi. Penyakit gusi memiliki gejala antara lain gusi bengkak, berdarah, gigi goyang, dan gigi sensitif.
Beberapa jenis kanker dipicu oleh kebiasaan merokok. Selain kanker paru, merokok bakal memicu kanker ginjal, kanker serviks, kanker liver, kanker kolon, kanker mulut, dan leukemia myeloid akut.
(els/asr)