Ketimbang operasi plastik, prosedur botox dan filler dinilai lebih terjangkau dan minim luka sebab tanpa pembedahan. Namun, efek samping botox dan filler perlu jadi pertimbangan sebelum melakukan perawatan.
American Society of Plastic Surgeons (ASPS) menyebut, botox aman dan sudah lebih dari 6 juta prosedur botox dilakukan pada tahun 2015. Kebanyakan efek samping botox juga hanya sementara.
Dikutip dari Medical News Today, jika Anda menjalani prosedur botox, kemungkinan efek sampingnya berupa:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- kelopak mata atau alis terkulai jika disuntikkan dekat mata,
- kelumpuhan otot di dekat area suntikan,
- gatal, ruam,
- nyeri, bengkak, memar, pendarahan, mati rasa,
- sakit kepala,
- mulut kering,
- gejala mirip flu,
- mual,
- sulit menelan dan bicara,
- masalah penglihatan.
Bagaimana dengan filler? Dikutip dari Healthline, American Academy of Dermatology (AAD) menyebutkan, biasanya ada efek samping di sekitar lokasi suntikan dan bisa hilang dalam 7-14 hari. Berikut di antaranya:
- kemerahan,
- bengkak,
- nyeri,
- memar,
- gatal,
- ruam merah.
Di luar itu, ada pula efek samping yang cukup jarang terjadi antara lain:
- infeksi,
- kebocoran pada area suntikan,
- benjolan,
- reaksi peradangan,
- zat yang disuntikkan bergerak ke area lain,
- cedera pada pembuluh darah,
- kebutaan saat filler tidak sengaja disuntikkan ke arteri dan menyumbat aliran darah,
- kematian jaringan.
Demikian beberapa efek samping botox dan filler yang perlu diwaspadai.
(els/asr)