Di penginapan, kami menyantap hidangan yang telah matang dengan lahap, setelah lelah menjelajah sebagian pantai di kawasan Cornwall. Kami juga perlu rehat sebelum esok hari kembali menyambangi pantai-pantai lainnya yang tak kalah indah.
Pagi harinya, hujan mengguyur di sekitar tempat penginapan kami. Prediksi Google Weather menyebut hari itu akan sedikit menantang, karena kawasan Cornwall diterpa hujan lebat dan angin kencang, sehingga perjalanan kami dipastikan tak mudah.
Tapi hal itu tak membuat kami patah semangat. Destinasi kami selanjutnya adalah Marazion Beach, yang memiliki daya tariknya sendiri. Sebab, terdapat kastil Pulau St Michael's yang berada tepat di seberang Marazion Beach.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat air sedang surut, kita dapat menyeberangi laut dengan berjalan di atas jalan berbatu yang dibuat untuk menyeberangi laut, tetapi jika air sedang pasang tentu harus dengan kapal.
Hanya sebagian teman saya yang nekat menyeberangi laut di tengah hujan lebat dan berjalan di depan kastil. Tapi, hujannya terlalu deras bagi saya.
Sedih sekali dengan cuaca Inggris yang tidak bisa diprediksi ini. Saya yakin, jika cuacanya bagus, Marazion Beach pasti dapat dengan mudah menjadi destinasi favoritku dalam perjalanan ini.
Bagaimana tidak? Kastilnya yang indah mengingatkan saya pada seri drama favoritku, Game of Thrones. Kastil yang terletak di atas gunung itu tampak dikelilingi lautan. Ah seandainya hujan lebat tidak datang hari ini, saya pasti sudah ikut menyeberangi laut dan mampir ke kastil itu.
Hujan yang semakin deras memaksa kami untuk pulang lebih cepat dari Marazion Beach dan bergegas menuju ke destinasi selanjutnya yakni Land's End. Dari Marazion Beach, perjalanan ke Land's End memakan waktu kurang lebih 25 menit dengan mobil.
Land's End ini berada di semenanjung Penwith, Cornwall Barat, dan merupakan titik paling barat daratan Inggris. Saat kami tiba di sana, angin semakin kencang dan hujan semakin lebat.
Yang menarik dari orang-orang di sini adalah, meski hujan lebat, mereka tidak peduli dan tetap berwisata. Para pengunjung lokal tetap dengan santai menikmati pemandangan, piknik, berenang, berselancar, dan menikmati minuman hangat walaupun hanya menggunakan kaus tipis saja.
Bahkan, sebagian besar turis lokal tidak menggunakan payung walaupun hujan lebat dan angin kencang menerpa kawasan itu. Kami sendiri saat cuaca itu melanda, memilih bersembunyi di kafe terdekat sambil menghangatkan badan.
Tak salah kiranya kami memilih road trip ke Cornwall, karena kami mendapatkan pengalaman seru yang tak terlupakan. Meski cuaca terkadang buruk, hal itu tak menghalangi semangat kami menjelajah pantai-pantai yang indah di Cornwall dan menikmati setiap momennya.
Kebersamaan dengan teman-teman terbaik juga membuat setiap momen menjadi lebih berarti. Ini adalah perjalanan yang kami akan kenang sepanjang hidup kami, dan kami tahu, kami akan selalu merindukan Cornwall dengan pesona magisnya.
(wiw)