Deteksi dini limfoma sangat penting mengingat semakin dini penanganan, semakin besar peluang kesembuhan. Dokter pun memberikan saran waktu yang tepat untuk deteksi dini limfoma.
Limfoma adalah jenis kanker darah ketika limfosit (sel darah putih) membelah secara tidak terkontrol. Ahli hemato-onkologi RSCM Andhika Rachman mengatakan, limfoma atau kanker kelenjar getah bening termasuk dalam keganasan darah.
"Keganasan darah, pada limfosit yang ganas. Limfosit ada limfosit B dan limfosit T, bekerja sebagai antibodi badan," jelas Andhika dalam temu media di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Jumat (15/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Limfoma bukan kanker yang bisa disepelekan. Menurut data Kemenkes, limfoma merupakan kanker dengan jumlah kasus tertinggi ke-7 atau 4,1 persen dari seluruh jumlah kasus kanker (16.125 kasus).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tak Menular Kementerian Kesehata Eva Susanti berkata, terapi kanker bisa berhasil jika dilakukan di stadium awal lewat deteksi dini.
"Penanganan tepat, peluang keberhasilan 90 persen. Namun, kalau sudah stadium lanjut, peluangnya hanya 10 persen," kata Eva dalam kesempatan serupa.
Mayoritas pasien limfoma datang ke dokter dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini mengakibatkan proses pengobatan yang panjang dengan tingkat keberhasilan lebih kecil ketimbang saat datang di stadium awal.
Andhika pun menyarankan untuk melakukan deteksi dini. Kapan waktu yang tepat untuk deteksi dini limfoma?
![]() |
Limfosit ada di seluruh tubuh. Namun, Anda patut curiga saat menemukan benjolan di area seperti leher, ketiak, atau pangkal paha.
Selain benjolan, limfoma juga menunjukkan sejumlah gejala. Gejala-gejala ini sebenarnya gejala yang ada pada jenis kanker lain yakni:
- demam atau suhu tubuh lebih dari 37-2-38 derajat Celcius,
- keringat di malam hari,
- turun berat badan drastis.
Setelah menemukan gejala-gejala ini, perhatikan gejala lain yang bisa saja muncul seperti kulit gatal, kelelahan, dan intoleransi terhadap alkohol.
Andhika mempelajari hubungan limfoma dan kanker-kanker ginekologi perempuan seperti kanker payudara, kanker ovarium, kanker endometriosis. Jika ada keluarga dengan riwayat kanker ginekologi tersebut, sebaiknya deteksi dini.
Deteksi dini disarankan untuk mereka yang berusia 20 tahun ke atas. Banyak kasus limfoma terjadi pada usia-usia produktif.
Limfoma kerap disalahartikan sebagai TBC. Diagnosis salah, berujung pada penanganan yang tidak pas.
Andhika mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara endemik TBC. Akibatnya, banyak gejala limfoma yang kerap disalahartikan sebagai gejala TBC.
Biasanya, dokter yang mendiagnosis pasien terkena TBC akan memberikan obat antituberkulosis (OAT).
"Dua minggu konsumsi OAT akan perbaikan. Makan bagus, berat badan naik. Kalau sebaliknya, tentu ada sesuatu yang lain," katanya.
(els/asr)