Rayuan beragam produk skincare memang sangat menggoda. Namun sebaiknya cek lagi, apa Anda benar-benar butuh? Simak deret produk skincare yang sebenarnya tak wajib Anda miliki.
Ada berapa produk skincare yang Anda miliki? Mungkin sebagian memang benar-benar diperlukan tapi tak jarang sebagian ada karena tergoda tawaran manfaat ajaibnya.
Amy Paik, ahli dermatologi, menyebut penggunaan banyak produk cenderung memunculkan masalah ketimbang menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya seorang yang berkeyakinan bahwa rutinitas perawatan kulit yang kompleks cenderung berakibat buruk daripada membawa hal baik," kata Paik seperti dilansir dari Hello Giggles.
Jika tak jeli, Anda hanya terjebak pada ilusi kebutuhan yang diciptakan pemasar produk. Lantas, produk skincare apa saja yang sebenarnya tak wajib dimiliki?
Kolagen membuat kulit tetap kenyal. Namun seiring waktu, kolagen alami menipis dan makin turun karena paparan sinar matahari dan kebiasaan tak sehat.
Di pasaran, terdapat krim dan serum kolagen yang diklaim bisa memasok kolagen ke kulit. Namun dokter estetika Parsha Acharya berpendapat kolagen topikal seperti itu masih kontroversial.
"Perawatan kulit yang mengandung kolagen mungkin bisa membantu menghidrasi dan melembabkan permukaan kulit, namun tidak akan berdampak pada berkurangnya kadar kolagen lebih dalam di dalam kulit," jelas Acharya, melansir dari Refinery29.
Masker peel-off disebut bisa membersihkan pori hingga tuntas. Sensasi bersih di kulit sepertinya membuat masker ini cukup populer.
Hanya saja, Lucy Phillips, spesialis kulit dan pendiri Kaizen Medical, masker peel-off terutama yang mengandung charcoal (arang) memang bisa menghilangkan kotoran di pori.
Akan tetapi, masker juga menghilangkan sel-sel kulit yang bermanfaat dan rambut vellus (rambut halus di wajah).
"Arang tidak membeda-bedakan dalam hal detoksifikasi kulit. ...dapat membuat kulit terasa mentah dan siap untuk iritasi," katanya.
![]() |
Demi kepraktisan dan kenyamanan penggunaan, ada produk makeup wipes alias tisu pembersih makeup. Anda tidak perlu repot menggunakan cleanser atau micellar water. Cukup usap dan selesai.
Kendati nyaman, tapi Jaishree Sharad, ahli dermatologi, tidak menyarankan memakai makeup wipes. Tisu seperti ini sifatnya abrasif dan keras di kulit sehingga bisa memicu iritasi atau robekan mikro.
"Pembersih yang lembut dan air seringkali sama efektifnya untuk menghilangkan riasan dan lebih lembut di kulit," jelas Sharad seperti dikutip dari Grazia.
Krim mata diklaim mampu menjawab persoalan seperti kantung mata dan lingkaran hitam bawah mata yang mengganggu penampilan. Harganya bisa jauh lebih mahal meski produknya sangat mini.
Konsultan dermatologi Anjali Mahto berpendapat krim mata tidak banyak membuat perubahan selain melembapkan permukaan kulit. Efek hidrasinya memang menyamarkan garis halus dan kerutan tapi hanya sementara.
"Seiring bertambahnya usia, kulit di sekitar mata menjadi lebih tipis, kelemahannya semakin berkurang (yaitu menjadi kendur). Bantalan lemak subkutan yang berada di bawah kulit juga mulai menipis dan mulai turun," jelasnya.
Masalah ini tidak bisa diselesaikan krim mata. Dia pun menyarankan untuk memperbaiki gaya hidup terutama tidur cukup dan mengurangi asupan garam.
![]() |
Tabir surya wajib dipakai dan masuk dalam langkah terakhir perawatan kulit. Namun untuk produk serum SPF dan dipakai layaknya serum, sebenarnya tak harus Anda miliki.
Tabir surya perlu digunakan paling akhir sebab tugasnya melindungi kulit. Jika dipakai sebagai serum di mana setelah itu ditutup pelembap, efektivitasnya bisa menurun.
Face mist banyak digunakan sebab mampu memberikan efek segar di wajah. Namun Sharad melihat face mist hanya air dalam sebuah botol mewah dan tidak memberikan manfaat pada kulit secara signifikan.
"Jika Anda pengguna face mist, cari yang mengandung bahan aktif seperti antioksidan atau bahan yang menghidrasi," katanya.
(els/pua)