Seorang PNS berdagu lancip bagikan rahasia kecantikannya. Rahasianya adalah botox dan filler.
Ingin melakukan perawatan yang sama agar memiliki dagu lancip? Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal, termasuk efek samping botox dan filler.
Yuni Jasmine, seorang PNS asal Lampung, belakangan mencuri perhatian. Ia memiliki dagu lancip bak boneka. Dia pun diundang sebagai tamu di beberapa program televisi dan sejumlah podcast.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku sejak remaja memang sudah suka sekali dengan kecantikan. Tapi untuk melakukan filler dan botox sesudah menikah," kata Yuni, seperti dilaporkan detikcom, Kamis (24/8).
Botox dan filler jadi perawatan wajah dengan metode suntikan. Ahli estetika dan antiaging Olivia Ong menyebut, botox dan filler merupakan perawatan kulit dari dalam.
"Selama ini kita tidak merawat kulit dari dalam, luarnya saja. Padahal, pokok sarinya itu yang penting," kata Olivia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Botulinum toxin atau botox adalah zat protein yang diproduksi bakteri Clostridium botulinum. Botox termasuk obat golongan perileks otot (muscle relaxant).
Dalam dunia estetika medis, botox berguna untuk mengurangi kerutan di wajah, menaikkan alis, mengurangi produksi keringat, dan koreksi bentuk rahang.
Sementara filler adalah prosedur pengisian jaringan lunak di bawah permukaan kulit agar area wajah tertentu lebih bervolume. Biasanya bahan yang digunakan berupa hyaluronic acid atau asam hialuronat.
Filler ampuh mengatasi kerutan permanen dan dalam seperti cekungan mata, garis senyum, hidung, dan dagu.
Meski punya dua fungsi berbeda, botox dan filler sebenarnya saling melengkapi. Saat botox mampu menangani kerutan halus, filler akan menangani kerutan permanen.
"Kalau kita jadi tua, itu ibarat anggur yang jadi kismis. Wajah yang keriput seperti kismis ini kita terapi dengan filler," ujar David Sudarto Oeiria, ahli bedah estetika dan dermatologi beberapa waktu lalu.
Simak efek samping botox dan filler di halaman berikutnya..